EKSISTENSI BUDAYA MACCERA’ TAPPARENG SEBAGAI BENTUK
MENJAGA KELESTARIAN AIR DANAU TEMPE OLEH MASYARAKAT TANCUNG
Penulis : Annisa
Eka Handayani
SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO
Jalan Poros Pare No. 3 Anabanua
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung
pada ketersediaan air di bumi. Bila musim kemarau tiba, banyak sumber air
menjadi kering dan makhluk hidup terutama manusia menjadi kekurangan air. Tanpa manusia
sadari, hal itu merupakan ulah dari perbuatan mereka sendiri yang merusak
kelestarian sumber daya air. Namun beda dengan masyarakat Tancung, mereka sangat menjaga kelestarian air di daerahnya, hal
itu dilakukan dengan tetap melestarikan
suatu budaya warisan leluhur mereka yakni Budaya
Maccera’ Tappareng.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman masyarakat Bugis Tancung tentang Budaya Maccera’ Tappareng dan untuk
mengetahui pengaruh pelestarian Budaya
Maccera’ Tappareng dalam menjaga kelestarian air Danau Tempe oleh masyarakat
Bugis Tancung.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif, yang
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif
analitik yang menggabungkan kombinasi data yang
dikumpulkan secara kuantitatif dan kualitatif
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan,
sebesar 81% responden menunjukkan sikap dan pengaruh yang
tinggi dalam artian pelestarian budaya tersebut memberikan pengaruh yang
positif terhadap upaya pelestarian sumber daya air. Sedangkan, 12% yang
menunjukkan sikap dan pengaruh yang sedang. Dan 7% responden yang menunjukkan
sikap dan pengaruh yang rendah terhadap pelestarian Budaya Maccera’ Tappareng ini.
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah Pelestarian Budaya
Maccera’ Tappareng dalam kehidupaan masyarakat Tancung yang tegas, efektif dalam
menekan dan mengekang keinginan masyarakat untuk melakukan tindakan perusakan
air dapat ditekan dan memberikan pengaruh positif bagi kelestarian dan ketersedian sumber daya air
di Desa Tancung.
Kata Kunci : Budaya Maccera’ Tappareng
EKSISTENSI BUDAYA MACCERA’ TAPPARENG SEBAGAI BENTUK
MENJAGA KELESTARIAN AIR DANAU TEMPE OLEH MASYARAKAT TANCUNG
Penulis : Annisa Eka Handayani
SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO
Jalan Poros Pare No. 3 Anabanua
Ringkasan
Makalah
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Seperti yang kita ketahui,
kehidupan manusia tidak terlepas dari kebutuhan air, kebutuhan pun terus
meningkat, dan menuntut ketersediaan air yang banyak pula. Sementara itu
pencemaran air terus berlangsung, ancaman krisis air pun menghantui masa depan
manusia. Yang tanpa mereka sadari adalah akibat dari perbuatan mereka sendiri
yang merusak kelestarian sumber daya air.. Namun nan jauh di sana, ternyata masih ada kawasan yang tetap
menjaga kelestarian air dan sangat bertolak belakang dengan keadaan saat ini.
Kawasan ini berada di Kecamatan
Tanasitolo, Kabupaten Wajo, disana hidup dan menetap masyarakat adat Bugis Tancung. Masyarakat adat Bugis Tancung ini menjaga sumber daya air secara lestari. Mereka
melestarikan suatu budaya yang mereka yakini dapat menjaga kelestarian sumber
daya air yang berada di kawasan mereka khususnya air yang berada di Danau Tempe, budaya itu adalah Budaya Maccera’ Tappareng.
Namun bagaimanakah pengaruh pelestrain Budaya Maccera’ Tappareng dalam menjaga
kelestarian air Danau Tempe, hal
itulah yang melatarbelakangi kami melakukan penelitian ini.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
pengetahuan dan pemahaman masyarakat Bugis
Tancung tentang Budaya Maccera’ Tappareng ?
2.
Bagaimanakah
pengaruh pelestarian Budaya Maccera’
Tappareng dalam menjaga kelestarian air Danau
Tempe oleh masyarakat Bugis Tancung
?
Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman masyarakat Bugis Tancung tentang Budaya Maccera’ Tappareng.
2. Untuk
mengetahui pengaruh pelestarian Budaya
Maccera’ Tappareng dalam menjaga kelestarian air Danau Tempe oleh masyarakat
Bugis Tancung.
b. Sasaran
Adapun
sasaran dari penelitian ini adalah tersedianya data/informasi tentang kearifan
lokal masyarakat Bugis Tancung dalam
hal ini adalah pelestarian Budaya
Maccera’ Tappareng di Desa Tancung
yang dapat dijadikan solusi terhadap ketersediaan dan kelestarian sumber daya
air di sana.
METODOLOGI
PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif
dan kualitatif, yang
dianalisis
dengan menggunakan metode deskriptif analitik yang menggabungkan kombinasi data
yang dikumpulkan secara kuantitatif dan
kualitatif
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAAN
Sebesar
81% responden menunjukkan sikap dan pengaruh yang tinggi dalam artian responden
menunjukkan sikap yang positif terhadap pelestarian Budaya Macera Tappareng. Dalam hal ini, pelestarian budaya tersebut
memberikan pengaruh yang positif terhadap upaya pelestarian sumber daya air
Danau Tempe. Sedangkan, 12% yang menunjukkan sikap dan pengaruh yang sedang.
Dan 7% responden yang menunjukkan sikap dan pengaruh yang rendah terhadap
pelestarian Budaya Maccera’ Tappareng ini.
KESIMPULAN
1. Masyarakat
Tancung sampai saat ini bertahan dan
tetap melestarikan Budaya Maccera’
Tappareng dalam kehidupan masyarakat yang menunjukkan sikap sederhana,
bersyukur, tidak berlebihan, serta penghormatan mereka terhadap paratiwi
(penghuni air) yang senantiasa menjaga air, dikarenakan tumbuhnya persepsi dan
cara pandang yang positif tentang pelestarian budaya tersebut
2. Pelestarian
Budaya Maccera’ Tappareng dalam
kehidupaan masyarakat Tancung yang
tegas, efektif
3. Dalam
menekan dan mengekang keinginan masyarakat untuk melakukan tindakan perusakan
air dapat
ditekan
dan memberikan pengaruh positif bagi kelestarian
dan ketersedian sumber daya air di Desa
Tancung.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamid, H. Abu. 2006. Kebudayaan
Bugis. Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Latif, Halilintar. 2005. Kepercayaan
Asli Bugis di Sulawesi Selatan. Disertasi. Makassar
PPLH, TIM. 2008. Kalender
Lingkungan Hidup. Jakarta Timur: Rizky Grafis.
Suhardi. 2011. Manajemen
Sumber Daya Air. Makassar
Sundjaya. 2008.
Dinamika Kebudayaan. Jakarta Timur: Nobe.
Karina, Nadya. “Kebudayaan Suku Bugis”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar