Bismillahirrahmanirrahim.....
Wahai Ukhti..
Kalimat-kalimat yang saya rangkai ini merupakan wujud kekecewaan saya
terhadap seseorang yang telah menghujat dengan apa yang telah saya niatkan
sekarang ini “Istiqomah dengan Hijab Syar’i” .
Kalimat ini saya rangkai agar kita semua mengetahui bahwa berhijab Syar’i itu merupakan kewajiban
kita sebagai seorang muslimah. Namun tentu saja, untuk istiqomah dalam berhjab
Syar’i itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, mengapaaa ?? di tengah
keadaan masyarakat kita sekarang ini
dengan adanya globalisasi dan modernisasi, hal itu mungkin bagi merekea
merupakan sesuatu yang”sangat aneh”.
Ini hanya
berdasar pengalaman saya, ketika saya pertama kali menggunakannya dengan
menutupi dada, semua mata kala itu akan memandang saya dengan tatapan yang
sangat tidak biasa, bahkan untuk kesan pertama yang saya terima adalah ada yang
mengatakan saya ini seorang istri
teroris. Bagaimana bisa mereka mengatakan saya ini seorang istri teroris ??
Sementara saya masih mengenyam pendidikan di bangku SMA dan umur saya pun masih
sangat muda “17 Tahun”. Jawabannya tentu saja adalah pakaian yang saya gunakan,
bagi mereka mungkin terlihat tua, kampungan dan bahkan mengerikan. Tapi kala
itu, saya hanya menganggap mereka hanya butuh pembiasaan. Namun tidak sampai
disitu, ketika saya telah mencoba untuk mengenakannya setiap hari di luar
rumah, apalagi yang saya dapatkan ??. seseorang bertanya kepada saya “Kenapa
menggunakan jilbab yang seperti itu ??”, spontan saya menjawab “ini memang
kewajiban saya” berdasar dengan apa yang telah saya baca. Tidak hanya itu dia
kemudian melanjutkan “Ah untuk apa kamu mengenakan jilbab besar sperti ini jika
hatimu pun belum kamu perbaiki ??, sebaiknya yang kamu tutupi hati kamu dulu
sebelum kamu mengenakan jilbab seperti ini”. Kala itu hati saya benar-benar
teriris, serasa dihantam dengan pukulan yang sangat keras, malu tentu iya. Saya
kembali mencoba menjelaskan dengan tenang walaupun sebenarnya saat itu saya sudah
dalam keadaan emosi “antara jilbab dan akhlak ada 2 hal yang berbeda, jilbab
adalah semata-mata merupakan kewajiban seorang muslimah tanpa melihat baik /
buruknya akhlak seseorang, sedangkan ahlak adalah kelakuan yang tergantung dari
pribadi seseorang”. Namun jawaban yang dilontarkan lebih menggetarkan tubuh
saya “ahh omong kosong” berlalu meninggalkan saya.
Yah seperti
itulah pemikiran manusia-manusia yang sudah menganggap diririnya paling benar
bahwa jika melihat wanita yang berjilbab namun akhlaknya buruk, beranggapan
wanita itu mengenakan jilbab hanya untuk menutupi kelakuan buruknya.
Naudzubillah.......
Yaa ukhti, perlu kita ketahui jilbab itu hukumnya Wajib. Tidak ada
tawar menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan tolak ukur
perilaku seseorang “Dia Berjilbab tap
kelakuannya buruk”. Pertanyaan saya, kenapa menyalahkan jilbabnya ?? toh
memakai jilbab sudah menutupi rambutnya dari pandangan kaum adam. Bukankah itu
sudah menjalankan satu kewajiban.
Poin yang ingin
saya sampaikan adalah “Pakailah Jilbabmu seraya berniat untuk melakukan sesuatu
hal yang wajib dari perintah Allah. Ambillah hal positif yang dilontarkan oleh
orang-orang yang menghujat jilbamu dan mensangkut-pautkannya dengan akhlakmu.
Jangan engkau memakai jilbab hanya untuk fashion belaka atau memakai jilbab
untuk menutupi kejelakan sifatmu. Ikhlaslah memakai jilbab untuk kebaikan
dirimu dan jadikan hijab sebagai kebutuhanmu, niscaya kelak kamu akan merasakan
manfaat jilbabmu dan berubahlah akhakmu
J. Karena untuk menjadi
hamba Allah yang beriman dan bertaqwa melakukannya secara pertahap hingga
akhirnya mencapa kesempurnaan J”
Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk saudara-saudariku dan
juga bernilai pahala di sisi Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalam.
–Annisa Eka Handayani-
Nice kak. Ini sangat bermanfaat. bahkan pertanyaan-pertanyaan saya waktu smp sekarang sudah terjawab.
BalasHapusDulu ada salah satu teman akrab saya, pengen sekali paai hijab, tapi dilarang sama neneknya, seperti anggapan yg kakak jelaskan ,nenknya mempunya anggapan seperti itu, akhlak dulu baru hijab, Dan sejak itu saya betanya-tanya bukankah hijab itu kewajiban?? terus kenapa neneknya malah ngelarang?? dan sekarang sudah terjawab, sebagian besar orang beranggapan seperti itu. mereka selalu memhubungkan hijab dengan akhlak.