Sabtu, 13 September 2014

HIJABKU, Kewajibanku Ikhlas karena Tuhanku



Bismillahirrahmanirrahim.....
Wahai Ukhti..
Kalimat-kalimat yang saya rangkai ini merupakan wujud kekecewaan saya terhadap seseorang yang telah menghujat dengan apa yang telah saya niatkan sekarang ini “Istiqomah dengan Hijab Syar’i” .
                Kalimat ini saya rangkai agar kita semua mengetahui  bahwa berhijab Syar’i itu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslimah. Namun tentu saja, untuk istiqomah dalam berhjab Syar’i itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, mengapaaa ?? di tengah keadaan masyarakat kita sekarang  ini dengan adanya globalisasi dan modernisasi, hal itu mungkin bagi merekea merupakan sesuatu yang”sangat aneh”.
                Ini hanya berdasar pengalaman saya, ketika saya pertama kali menggunakannya dengan menutupi dada, semua mata kala itu akan memandang saya dengan tatapan yang sangat tidak biasa, bahkan untuk kesan pertama yang saya terima adalah ada yang mengatakan saya ini seorang istri teroris. Bagaimana bisa mereka mengatakan saya ini seorang istri teroris ?? Sementara saya masih mengenyam pendidikan di bangku SMA dan umur saya pun masih sangat muda “17 Tahun”. Jawabannya tentu saja adalah pakaian yang saya gunakan, bagi mereka mungkin terlihat tua, kampungan dan bahkan mengerikan. Tapi kala itu, saya hanya menganggap mereka hanya butuh pembiasaan. Namun tidak sampai disitu, ketika saya telah mencoba untuk mengenakannya setiap hari di luar rumah, apalagi yang saya dapatkan ??. seseorang bertanya kepada saya “Kenapa menggunakan jilbab yang seperti itu ??”, spontan saya menjawab “ini memang kewajiban saya” berdasar dengan apa yang telah saya baca. Tidak hanya itu dia kemudian melanjutkan “Ah untuk apa kamu mengenakan jilbab besar sperti ini jika hatimu pun belum kamu perbaiki ??, sebaiknya yang kamu tutupi hati kamu dulu sebelum kamu mengenakan jilbab seperti ini”. Kala itu hati saya benar-benar teriris, serasa dihantam dengan pukulan yang sangat keras, malu tentu iya. Saya kembali mencoba menjelaskan dengan tenang walaupun sebenarnya saat itu saya sudah dalam keadaan emosi “antara jilbab dan akhlak ada 2 hal yang berbeda, jilbab adalah semata-mata merupakan kewajiban seorang muslimah tanpa melihat baik / buruknya akhlak seseorang, sedangkan ahlak adalah kelakuan yang tergantung dari pribadi seseorang”. Namun jawaban yang dilontarkan lebih menggetarkan tubuh saya “ahh omong kosong” berlalu meninggalkan saya.
                Yah seperti itulah pemikiran manusia-manusia yang sudah menganggap diririnya paling benar bahwa jika melihat wanita yang berjilbab namun akhlaknya buruk, beranggapan wanita itu mengenakan jilbab hanya untuk menutupi kelakuan buruknya. Naudzubillah.......
Yaa ukhti, perlu kita ketahui jilbab itu hukumnya Wajib. Tidak ada tawar menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan tolak ukur perilaku seseorang “Dia Berjilbab tap kelakuannya buruk”. Pertanyaan saya, kenapa menyalahkan jilbabnya ?? toh memakai jilbab sudah menutupi rambutnya dari pandangan kaum adam. Bukankah itu sudah menjalankan satu kewajiban.
                Poin yang ingin saya sampaikan adalah “Pakailah Jilbabmu seraya berniat untuk melakukan sesuatu hal yang wajib dari perintah Allah. Ambillah hal positif yang dilontarkan oleh orang-orang yang menghujat jilbamu dan mensangkut-pautkannya dengan akhlakmu. Jangan engkau memakai jilbab hanya untuk fashion belaka atau memakai jilbab untuk menutupi kejelakan sifatmu. Ikhlaslah memakai jilbab untuk kebaikan dirimu dan jadikan hijab sebagai kebutuhanmu, niscaya kelak kamu akan merasakan manfaat jilbabmu dan berubahlah akhakmu J. Karena untuk menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa melakukannya secara pertahap hingga akhirnya mencapa kesempurnaan J
Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk saudara-saudariku dan juga bernilai pahala di sisi Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalam. –Annisa Eka Handayani-

1 komentar:

  1. Nice kak. Ini sangat bermanfaat. bahkan pertanyaan-pertanyaan saya waktu smp sekarang sudah terjawab.

    Dulu ada salah satu teman akrab saya, pengen sekali paai hijab, tapi dilarang sama neneknya, seperti anggapan yg kakak jelaskan ,nenknya mempunya anggapan seperti itu, akhlak dulu baru hijab, Dan sejak itu saya betanya-tanya bukankah hijab itu kewajiban?? terus kenapa neneknya malah ngelarang?? dan sekarang sudah terjawab, sebagian besar orang beranggapan seperti itu. mereka selalu memhubungkan hijab dengan akhlak.

    BalasHapus