Sabtu, 18 Januari 2014

Pengertian BIOS dan fungsinya

posted by ekaanisa13.blogspot.com

BIOS (Basic Input Output System)   

BIOS adalah singkatan dari Basic Input Output System. merupakan suatu software (ditulis dalam bahasa assembly) yang mengatur fungsi dasar dari perangkat keras (hardware) komputer. BIOS tertanam dalam sebuah chip memory (ROM ataupun Flash Memory berbahan Comlpimentari Metal Oxide Semiconductor (CMOS) yang terdapat pada motherboard. Sebuah baterai yang biasa disebut sebagai baterai CMOS berfungsi untuk menjaga agar tanggal dan settingan lainnya yang telah kita set pada BIOS tidak hilang atau kembali ke konfigurasi awal meskipun komputer dimatikan.

Fungsi utama BIOS

Fungsi utama BIOS adalah untuk memberikan instruksi yang dikenal dengan istilah POST (Power On Selft Test) yaitu perintah untuk menginisialisasi dan identifikasi perangkat sistem seperti CPU, RAM, VGA Card, Keyboard dan Mouse, Hardisk drive, Optical (CD/DVD) drive dan hardware lainnya pada saat komputer mulai booting.

Cara Kerja BIOS 

Cara kerja BIOS adalah dimulai dengan proses inisialisasi, dimana dalam proses ini kita bisa melihat jumlah memory yang terinstall, jenis hardisk dan kapasitasnya dan sebagainya. BIOS kemudian akan mencari, menginisialisasi dan menampilkan informasi dari Graphics Card. Kemudian akan mengecek device ROM lain seperti hardisk dan kemudian melakukan pengetesan RAM yaitu memory count up test. Setelah  semua test komponen berhasil dilakukan, BIOS kemudian akan mencari lokasi booting device dan Sistem Operasi.

MENU-MENU PENGATURAN PADA BIOS

Cara Akses BIOS

Untuk mengakses BIOS dapat kita lakukan dengan menekan tombol tertentu (biasanya tombol Delete atau F2) pada Keyboard pada saat pertama kali komputer dinyalakan. Akan terdapat tulisan misalnya "Pres F2 to enter setup", maka langsung saja tekan tombol F2 berulang-ulang.

Cara seting atau konfigurasi BIOS ini berbeda-beda tergantung dari vendor pembuatnya, disini saya akan menampilkan menu-menu pada BIOS yang umum kita temui yaitu Phoenix Award BIOS. Menu utama pada BIOS ini adalah :
1.    Standard CMOS Features, untuk seting tanggal dan melihat hardisk yang terdeteksi, dll.
2.    Advanced BIOS Features, pengaturan boot device priority (pilihan device untuk pertama booting) dapat diset disini.
3.    Advanced Chipset Features
4.    Integrated Peripherals
5.    Power Management Setup, pembagian tegangan untuk masing-masing periferal dimana ini sering digunakan untuk overclocking
6.    PnP/PCI Configuration, mengkonfigurasi clock/kecepatan dari setiap perangakat yang terpasang pada port PCI/PnP,misal vga pci ,lancard pci, wirelles port pci, HDMI,dll
7.    PC Health Status, kita bisa cek temperatur dan tegangan dari Power Suplly disini.
8.    Load Fail-Safe Defaults (Load Factory Setting), pilih menu ini untuk mengembalikan seluruh setingan ke mode asalnya (default).
9.    Load Optimized Defaults, mengembalikan settingan optimal yang direkomendasikan oleh bawaan pabrik.
10.    Set Supervisor Password, memberi kata sandi agar tidak sembarangan user mampu mengubah-ubah settingan BIOS
11.    Set User Password,
12.    Save & Exit Setup, menyimpan settingan BIOS lalu keluar.
13.    Exit Without Saving , keluar dari layar bios tanpa menyimpan settingan.

KESIMPULAN :

BIOS (Basic Input Output System) merupakan hal yang sangat vital yang dapat membantu kita saat hendak melakukan troubleshooting pada kerusakan komputer. Seperti misalnya :
a.    Kasus komputer mati total ternyata bisa diatasi dengan cara mereset BIOS komputer,
b.    saat hendak melakukan istallasi windows pengaturan first boot harus diatur terlebih dahulu disini.
c.    Melihat spesifikasi perkakas komputer
d.    bahkan saat mengoptimalkan kinerja komputer yang lebih dikenal dengan overclocking.

Cara menghias blog dan memperindah BLOG dengan mudah



Blog akan terasa lebih cantik jika di isi dengan berbagai hiasan seperti logo, tukaran link, buku tamu, jam, yahoo emotion, dan juga lain sebagainya. sebenarnya hiasan itui bisa kita dapatkan dengan cara mudah karena hiasan ini sebetulnya gratis, jadi jika anda melihat blog yang ada hiasan seperti jam atau lain2 anda tinggal menklik saja hiasan itu maka kita akan dibawa ke web penyedia hiasan itu. Akan tapi sebelum kita mengambil hiasan itu sudah pasti terlebih dahulu kita harus melakukan registrasi.
Untuk masalah hiasan saya akan memberikan beberapa contoh saja. karena saya yakin yang lainnya anda pasti akan bisa setelah mempelajari dikit demi sedikit tentang kode HTML yang ada dari hiasan itu.

Memberikan Hiasan Jam pada Blog kita. caranya adalah :
1. Silahkan klik link berikut –> http://www.clocklink.com
2. Jika sudah berada pada situs tersebut, silahkan klik tulisan Want a clock on your Website ?
3. Silahkan anda melihat-lihat dulu model dari jam yang tersedia, yaitu mulai dari Analog, Animal, Animation, dll
4. Jika di rasa sudah menemukan model jam yang anda sukai, klik tulisan View HTML tag yang berada di bawah jam yang anda sukai tadi
5. Klik tombol yang bertuliskan Accept
6. Pilih waktu yang sesuai dengan tempat anda di samping tulisan TimeZone. Contoh : untuk indonesia bagian barat pilih GMT +7:00
7. Set ukuran jam yang anda sukai di samping tulisan size
8. Copy kode HTML yang di berikan pada notepad
9. Paste kode HTML yang di copy tadi pada tempat yang anda inginkan
10. Selesai
Memasang Buku Tamu pada Blog :
1. Daftar terlebih dahulu di www.shoutmix.com
2. Setelah daftar pada kolom yang berjudul style, klik menu appearance
3. Silahkan klik menu pulldown di samping tulisan Load From Preset untuk mengatur tampilan buku tamu anda, silahkan pilih yang sesuai dengan keinginan anda. Jika sudah selesai klik Save Setting.
4. Untuk mendapatkan kode HTML dari shoutbox anda, silahkan klik Use Shoutbox yang berada di bawah menu Quick Start
5. Klik tulisan Place Shoutbox on web page. Isi lebar dan tinggi shoutbox yang di inginkan
6. Copy seluruh kode HTML yang ada pada text area yang berada di bawah tulisan Generated Codes, lalu simpan di program Notepad anda
7. Klik Log out yang berada di atas layar anda untuk keluar dari halaman shoutmix anda. Silahkan close situs tersebut.
8. Selesai
Untuk menempatkan kode HTML shoutbox tadi pada blog anda, silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini.
Untuk blogger dengan template klasik :
• Log in terlebih dahulu ke blogger.com dengan id anda
• Klik menu Template
• Klik Edit HTML
• Paste kode HTML shoutbox anda yang telah di copy pada notepad tadi di tempat yang anda inginkan
• Untuk jelasnya saya ambil contoh dengan shoubox milik saya, untuk menempatkannya tinggal klik Edit pada browser lalu pilih Find (on this page).. trus tuliskan kata buku tamu lalu klik find, maka kita akan langsung di bawa ke tulisan tersebut. Jika sudah ketemu tulisan tadi silahkan paste kode HTML shoutbox nya.
• Klik tombol Preview untuk melihat perubahan yang kita buat.
• Jika sudah cocok dengan perubahan tadi, klik Save Template Changes
• Selesai
Sedikit Clue, agar shoutbox anda sesuai dengan ukuran lebar sidebar , anda bisa merubah ukuran lebar ataupun tinggi dari shoutbox , caranya anda tinggal merubah angka Width (untuk lebar) dan Height (untuk tinggi) dari dalam kode HTML shoutbox tersebut.
Untuk Blogger baru :
• Silahkan Login dengan id anda
• Klik menu Layout
• Klik Page Element
• Klik Add a Page Element
• Klik tombol Add to Blog yang berada di bawah tulisan HTML/JavaScript
• Tuliskan judul shoutbox anda pada form title. Contoh : Buku tamu ku, atau my guestbook atau apa saja yang anda suka
• Copy paste kode HTML shoutbox anda di dalam form Content
• Klik tombol Save Changes
• Drag & Drop element yang telah anda buat tadi di tempat yang di sukai
• Tekan tombol Save
• Selesai
Selamat mencoba !
Sebagai tambahan, guestbook yang sering dipakai para blogger lainnya :
• http://cbox.ws
• http://oggix.com
Untuk langkah-langkahnya hampir sama dengan langkah diatas.
Pasang Statistik atau Tracker
1. Silahkan klik di sini untuk menuju menuju situs http://www.sitemeter.com
2. klik tulisan Sign Up untuk melakukan pendaftaran
3. klik tombol bertuliskan Next
4. Klik tombol Next lagi
5. Isi semua tabel yang ada lalu klik tombol Next lagi
6. Isi lagi tabel yang ada, lalu klik tombol Next lagi
7. klik tombol Next lag
8. Klik tombol next lagi (capek dah next next terus)
9. Setelah ada keterangan proses sign up selesai, anda harus melakukan veryfikasi, silahkan buka email yg anda berikan
10. Buka email yang datang dari sitemeter.com, di dalamnya ada username dan password anda untuk login ke sitemeter.com
11. Silahkan login dengan id anda
12. Bila sudah login, Klik menu Manager
13. Klik Menu Meter Style untuk memilih gaya dari site meter anda
14. Pilih style yang anda sukai, kemudian klik tombol Select
15. Klik menu HTML Code
16. Klik tulisan Adding site Meter to a Blogger.com Site
17. copy semua kode HTML yang di berikan lalu paste pada Notepad
18. Klik menu Logout untuk keluar dari situs tersebut
19. Selesai, tinggal memasukan kode yang kita dapat ke dalam blog kita
Sekarang tugas kita adalah memasukan kode yang sudah kita dapat ke dalam blog, ikuti langkah- langkah berikut :
khusus blog dengan template klasik :
1. Sign in di blogger dengan id anda
2. Klik menu TEMPLATE
3. Klik Edit HTML
4. Klik Edit (yang ada pada bar menu browser anda)
5. Klik Find (on this page)… –> untuk mempercepat pencarian
6. Tuliskan kata dimana anda ingin tempatkan, contoh di blog saya adalah blogger (karena dekat dengan tombol blogger) klik Find
7. Copy & paste kode yang telah di simpan di notepad tadi, lalu klik tombol Preview untuk melihat perubahan yang terjadi
8. Jika sudah cocok dengan perubahan tadi, Klik Save Template Changes. Selesai
Sedikit tambahan, bila anda ingin site meter posisinya berada di tengah-tengah, tinggal tambah kode
…kode site meter…
Untuk blog dengan Template baru :
1. Login di blogger dengan ID anda
2. Klik menu Layout
3. Klik Page Elements
4. Klik Add a Page Element
5. Klik ADD TO BLOG pada menu HTML/JavaScript
6. Tulis Judul site meter anda pada pada isian di sebelah form Title (bila ingin ada keterangan. kalau tidak, ya kosongkan saja)
7. Copy & paste kode Site meter pada kolom Content
8. Klik tombol Save Changes
9. Klik Element yang baru anda buat tadi, tahan lalu pindahkan ke tempat yang anda inginkan ( di drag & drop)
10. Klik tombol PREVIEW untuk melihat perubahan yang baru di lakukan
11. Bila sudah cocok dengan perubahan tadi, klik tombol SAVE
12. Selesai
Demikian beberapa contoh dari hiasan blog saya yakin teman2 pasti bisa membuatnya dan menjadikan blog teman2 lebih indah apabila ada informasi yang kurang dari blog saya silahkan cek langsung ke sumber informasinya yaitu
• Buku Tamu
Bukutamu blog disebut juga dg shoutbox atau tagboard. Sama dengan bukutamu website, tapi bentuknya lebih sederhana. Banyak situs penyedia bukutamu blog gratis yg bisa Anda cari di google dg kata kunci shoutbox atau tagboard. http://shoutmix.comtermasuk penyedia buku tamu blog yg disukai yg servernya cukup stabil.atau Bisa juga di www.Smartgb.com
Caranya:
(a) Daftar di alamat di atas, ikuti semua perintahnya; (b) Setelah selesai, log-in dg id dan password yg sudah terdaftar; (c) Klik menu “Code Generator”; (d) Pilih Full-frame shoutbox; (e) Klik “Generate the Code”; (f) Copy kode HTML yg ada, dan masukkan ke template blog Anda di bagian Sidebar; (g) Klik SAVE SETTING & REPUBLISH. Selesai.
• Statistic dan Tracker
Berfungsi untuk mengetahui berapa pengunjung yg datang setiap harinya, setiap minggu, dan bulan dan dari negara mana saja. Selain itu, ia memberi tahu kita lewat mana pengunjung itu datang: lewat pencarian di google atau via blog/situs lain yg memasang link blog kita. Statistic/tracker gratis yg paling terkenal ada dua Sitemeter dan Extreme Tracking. Klik link berikut untuk mendaftar:
(a)http://www.sitemeter.com/?a=newaccount(b) http://www.extreme- dm.com/tracking/?reg Setelah daftar, login dan masukkan kode HTML-nya di blog Anda.
• Kamus Online
Kalau blog Anda berbahasa Inggris, Anda bisa memasang Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia di blog Anda supaya pengunjung Indonesia yg lagi belajar bahasa Inggris bisa betah nongkrong. Kode HTML-nya bisa diambil di http://kamus.net
• Jadwal Shalat
Bagi blogger Muslim, www.islamicfinder.org menyediakan jadwal shalat lima waktu yg bisa ditempel di blog. Anda bisa pilih berdasarkan kota dan negara. Silahkan ambil kodenya di link berikut: http://www.islamicfinder.org/index.php?inl_language

• Peta Kampung Kita
Bagi yg ingin melihat nama dan peta kampung kelahiran nempel di blog, silahkan daftar di http://feedmap.net atau bisa juga lihat digoogle earth
Caranya,
(a) masuk ke
http://feedmap.net; (b) Klik “Explore Blog”, akan muncul peta dunia; (c) Pilih negara Indonesia dg cara klik kanan secara terus menerus mouse komputer Anda dan geser/putar peta dunia tsb. ke kanan/kiri sampai ketemu peta Indonesia. (d) Setelah peta Indonesia ditemukan, perbesar fokus peta dg cara mengklik 2x secara berulang-ulang; (e) Pilih kawasan atau propinsi yg paling dekat dg kampung kelahiran Anda, dan perbesar fokus peta dg mengklik berkali-kali sampai tidak dapat diperbesar lagi; (f) Setelah nama kampung kelahiran atau kota terdekat dari kampung kita tampak, arahkan panah mouse ke kota tsb dan klik kanan mouse; (g) Akan tampil menu “Add Blog”, klik menu ini; (h) Akan muncul kotak, isi alamat blog Anda. Contoh,http://silverains.blogspot.com (jangan lupa pake awalan http://; (i) Klik submit; (j) Apabila berhasil, maka akan muncul tulisan: Thank You! Di bawahnya ada tiga kotak yg berisi kode html untuk BLOGMAP, NEIGHBLOGMAP BUTTON, dan LOCAL BLOGROLL. Copy ketiga kode HTML tsb. dan paste di sidebar blog Anda; (k) Selesai.

Materi Biologi Kelas XI IPA Semester 1


Sistem Gerak Pada Manusia (Rangka dan Otot)


Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja, berlari , berjalan, duduk dan berdiri.  Untuk melakukan kegiatan tersebut tubuh manusia ditunjang dengan adanya rangka.  Rangka terdapat di dalam tubuh manusia. Rangka manusia dewasa dibangun oleh 206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan fungsinya.  Dengan adanya rangka, maka manusia termasuk ke dalam kelompok vertebrata.
Rangka berfungsi sebagai:
1. penyangga dan penunjang tubuh
2. pelindung organ dalam dan memberi bentuk tubuh
3. alat pergerakan pasif dan tempat otot melekat
4. tempat pembentukan sel darah (hematopoiesis)
5. tempat penyerapan dan penglepasan kalsium
Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka.  Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun tubuhnya.  Tulang dibantu dengan adanya otot dan persendian, maka tubuh manusia dapat bergerak.  Sebagian besar pembentukan sel darah juga terjadi di dalam sumsum tulang.  Tulang juga merupakan organ yang mengandung mineral kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.

Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:A.  APENDIKULER, B.  AKSIAL.
A.  APENDIKULER
Rangka apendikuler merupakan kelompok tulang yang menyusun anggota gerak atas dan bawah.  Rangka apendikuler terdiri atas 126 ruas tulang.
Rangka apendikuler tersusun atas:
1. Anggota gerak atas.
Tulang-tulang pembentuknya antara lain:
a. Tulang gelang bahu
Terdiri atas tulang belikat (skapula) dan tulang selangka (klavikula). Tulang belikat berbentuk seperti segitiga pipih dan bersendian dengan tulang lengan atas (humerus).  Tulang selangka pada ujung bagian depan melekat pada tulang dada (sternum). Tulang gelang bahu berjumlah total 4 tulang.
b. Tulang lengan atas (humerus).
Berbentuk seperti pipa dengan bonggol di setiap ujungnya.  Pada bagian bawah memiliki dua bonggol yang bersendian dengan tulang lengan bawah (hasta dan ulna). Pada bagian atas bersendian dengan tulang belikat (skapula). Terdapat 2 tulang lengan atas pada tubuh manusia.
c. Tulang lengan bawah.
Terdiri atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Bagian ujung tulang hasta merupakan siku tangan sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat terdapatnya jari kelingking.  Bagian ujung atas tulang pengumpil bersendian dengan tulang humerus sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat terdapatnya tulang ibu jari (jempol).  Kedua ujung bawah tulang lengan bawah bersendian dengan tulang pergelangan tangan (karpal). Jumlah total ruas tulang lengan bawah berjumlah 4 ruas tulang.
d. Tulang pergelangan tangan (karpal).
Tulang pergelangan tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung antara tulang lengan bawah dengan tulang telapak tangan (metakarpal).  Tulang pergelangan tangan pada masing-masing tangan  berjumlah 8 ruas tulang.
e. Tulang telapak tangan (metakarpal).

Tulang telapak tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung antara tulang pergelangan tangan dengan tulang-tulang jari tangan (phalanges).  Tulang telapak tangan pada masing-masing tangan berjumlah 5 ruas tulang.
f. Tulang-tulang jari tangan (phalanges).
Tulang-tulang jari tangan berukuran pendek dan berbonggol.  Pada masing-masing tangan berjumlah 14 ruas tulang.
2. Anggota gerak bawah.
Tulang-tulang pembentuknya antara lain:
a. Tulang gelang panggul (pelvis)
Tulang gelang panggul merupakan gabungan dari 6 tulang yaitu 2 tulang usus (ilium), 2 tulang duduk (ischium) dan 2 tulang kemaluan (pubis).  Tulang gelang panggul berbentuk pipih. Pada perempuan lubang yang terbentuk antara ilium, ischium, dan pubis lebih lebar dan dalam dibandingkan dengan laki-laki.  Hal itu berperan ketika mengandung bayi dan melahirkan.




b. Tulang paha (femur).
Tulang paha berbentuk seperti pipa panjang yang berbonggol di setiap ujungnya. Ujung atas bersendian dengan tulang gelang panggul, sedangakan ujung bagian bawah bersendian dengan tulang kering (tibia) dan tulang tempurung lutut (patela). Tulang paha merupakan tulang terpanjang, terkuat, dan terberat diantara tulang tubuh lainnya.  Tulang paha berjumlah total 2 tulang.
c. Tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula).

Tulang kering berukuran lebih besar daripada tulang betis.  Letak tulang kering terdapat lebih di bagian depan dari tulang betis.  Ujung bagian atas tulang kering bersendian dengan tulang paha dan ujung bawahnya bersendian dengan tulang pergelangan kaki (tarsal).  Pada masing-masing kaki terdapat 1 tulang kering dan 1 tulang betis.
d. Tulang pergelangan kaki (tarsal).
Tulang pergelangan kaki berukuran pendek.  Tulang ini terdapat diantara tulang tibia dan tulang telapak kaki.  Jumlah tulang ini Pada masing-masing kaki berjumlah 7 tulang.
e. Tulang telapak kaki (metatarsal)
Tulang telapak kaki terletak diantara tulang pergelangan kaki dan tulang jari kaki.  Tulang ini berjumlah 5 tulang pada masing-masing kaki.
f. Tulang-tulang jari kaki (phalanges)
Tulang-tulang jari kaki berukuran pendek dan berbonggol.  Pada masing-masing kaki berjumlah 14 tulang.




B.  AKSIAL
Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu tubuh. Rangka aksial berjumlah 80 tulang. Rangka aksial terdiri atas:
1. Tulang tengkorak (skull)
2. Tulang belakang (vertebra)
3. Tulang rusuk (ribs)
4. Tulang dada (sternum)
1. Tulang tengkorak (skull)
Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang.  Tulang ini merupakan kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan. Tulang tengkorak manusia terdiri atas 22 tulang.   Tulang tersebut terbagai menjadi tulang bagian kepala (kranial) dan bagian wajah (fasial). Tulang kranial membentuk tempurung dan berfungsi melindungi organ di dalamnya, yaitu otak.  Tulang fasial membentuk rongga mata, rongga hidung, wajah seseorang.  Tulangini berfungsi melindungi mata serta organ mulut dan bagian dalam hidung.
Tulang bagian kepala terdiri atas:
a. Tulang kepala belakang (osipital)
Tulang osipital merupakan tulang kepala bagian belakang.  Tulang ini hanya berjumlah 1.
b. Tulang ubun-ubun (parietal)
Tulang ubun-ubun terletak dibagian atas sampai kesamping kepala.  Tulang ini berjumlah 2 buah.
c. Tulang dahi (frontal)
Tulang dahi terletak di bagian depan (muka atas).  Tulang ini berjumlah 1 buah.
d. Tulang pelipis (temporal)
Tulang pelipis terletak di bagian kepala samping belakang.  Tulang ini berjumlah 2 buah.
e. Tulang baji (sphenoid)
Tulang baji terletak di bagian kepala samping depang.  Tulang ini berjumlah 1 buah.
f. Tulang tapis (ethmoid)
Tulang ethmoid terletak di bagian dalam rongga kepala.  Tulang ini berjumlah 1 buah.
Tengkorak manusia jika dilihat dari bagian bawah akan terlihat tonjolan mastoid dan foramen magnum (suatu rongga tempat sumsum tulang belakang berhubungan dengan otak).
Tulang bagian kepala (kranial) tidak dapat digerakkan karena merupakan sendi mati (tidak dapat bergeser). Pada bayi, tulang tengkorak belum bersatu sepenuhnya dan memiliki daerah lunak (soft spot) atau fontanela.  Daerah lunak ini tersusun atas jaringan penghubung fibrosa.  Pada kelahiran normal, tengkorak bayi dapat saling tumpang tindih sehingga dapat menelusup keluar dari lubang sempit.  Seiring dengan pertumbuhannya, tengkorak bayi akan bersatu dan fontanela akan hilang perlahan seiring dengan mengerasnya jaringan penghubung fibrosa.
Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas atas:
a.  Tulang rahang atas (maksila)
Tulang rahang atas merupakan tempat terdapatnya gusi dan gigi bagian atas.  Tulang ini berjumlah 2 buah.
b.  Tulang rahang bawah (mandibula)
Tulang rahang bawah berjumlah 1 buah.  Dengan adanya otot rahang, tulang ini dapat bergerak sehingga mulut kita dapat terbuka dan tertutup.
c.  Tulang hidung (nasal)
Tulang hidung terdapat di rongga hidung dan berjumlah 2 buah.
d.  Tulang pipi (zigomatik)
Tulang pipi membentuk pipi seseorang.  Tulangini berjumlah 2 buah.
e.  Tulang air mata (lakrimal)
Tulang air mata terdapat di dalam rongga mata. Tulang ini berjumlah 2 buah.
f.  Tulang langit-langit (vomer)
Tulan langit-langit berjumlah 1 buah.
g.  Tulang palatin
Tulang palatin berjumlah 2 buah.
h.  Tulang konka inferior (inferior nasal cocha)
Tulang konka inferior terletak di dalam rongga hidung.  Tulang ini berjumlah 2 buah.
Tulang bagian wajah yang dapat digerakkan hanya tulang rahang bawah terhadap tulang rahang atas, misalnya ketika kita berbicara atau makan.
Beberapa tulang yang terdapat di tengkorak bagian dalam dan berhubungan dengan indera pendengaran yaitu:
a.  Tulang martil (maleus)
Tulang martil berlekatan dengan gendang telinga dan tulang landasan.  Dalam setiap telinga terdapat 1 tulang martil.
b.  Tulang landasan (inkus)
Tulang landasan terletak diantara tulang martil dan tulang sanggurdi.  Terdapat 1 tulang landasan di setiap telinga.
c.  Tulang sanggurdi (stapes)
Tulang sanggurdi berbentuk seperti garputala dan berfungsi menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam (koklea).  Terdapat 1 tulang sanggurdi pada setiap telinga.
Ketiga tulang tersebut termasuk dalam bagian telinga tengah.
2. Tulang belakang (vertebra)
Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang (vertebra).  Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia.  Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh.  Peran tulang belakang sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh.
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:
a. Ruas tulang leher (vertebra servik).
b. Ruas tulang punggung (vertebra torak).
c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).
d. Ruas tulang kelangkang (sacrum).
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
a. Ruas tulang leher (vertebra servik).
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas.  Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak.  Ruas kedua adalah tulang pemutar (aksis).  Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk berputar.  Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk.




b. Ruas tulang punggung (vertebra torak).
Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir serupa.  Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs).  Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang.  Diantara ruas tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago).
c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).
Berujumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya.  Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian dengan tulang rusuk.
d. Ruas tulang kelangkang (sakrum).
Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu.  Tulang ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang ekor.
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
Tulang ekor merupakan vertebra terakhir.  Tulang ekor atau coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu.  Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang.
Diantara tulang-tulang vertebra terdapat cakram invertebra. Cakram invertebra merupakan tulang rawan yang keras di luar namun lunak di dalam.  Tulang ini berfungsi sebagai peredam getaran dan pelindung vertebra.
3. Tulang rusuk (ribs)
Tulang rusuk berbentuk pipih dan panjang melengkung.  Bagian belakang tulang rusuk berhubungan langsung dengan ruas tulang punggung (vertebra torak).  Tulang rusuk berjumlah 12 pasang tulang, terdiri atas 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang.
Bagian depan tulang rusuk sejati melekat pada tulang dada (sternum).  Tulang rusuk palsu pada bagian belakang melekat pada tulang punggung (vertebra torak), sedangkan di bagian depan melekat pada tulang rusuk diatasnya.  Tulang rusuk yang paling melengkung adalah tulang rusuk kesembilan.  Tulang rusuk tersusun teratur sesuai dengan perlekatannya dengan tulang belakang.  Ruangan diantara tulang rusuk disebut intercostal spaces.
Tulang rusuk melayang hanya bersendian dengan tulang punggung dan tidak bersendian dengan tulang dada, oleh karena itu seperti tampak melayang.  Ukuran tulang rusuk melayang lebih pendek dibandingkan dengan rusuk yang lain.


4. Tulang dada (sternum)
Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan berjumlah 1 ruas tulang.  Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan dan taju pedang. Tulang ini merupakan perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk sejati.
Tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk membentuk rongga dada (ribs cage) dan berfungsi melindungi organ-organ didalamnya serta membantu dalam pernafasan.
HUBUNGAN ANTAR TULANG (SENDI)
Daerah pertemuan antar tulang disebut persendian.  Pertemuan tersebut umumnya disatukan oleh ligamen atau berkas-berkas jaringan penghubung (connective tissue).  Serabut penghubung yang paling pendek disebut persendian fibrosa.  Contohnya seperti yang terdapat antara gigi dengan tulang rahang.
Persendian yang tersusun atas jaringan kartilago antara lain terdapat diantara tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada.  Persendian ini memungkinkan terjadinya sedikit gerakan, contohnya dalam pernafasan dada.
Adanya bantalan jaringan kartilago pada persendian sinovial seperti di lutut berfungsi dalam meredam getaran.  Pada daerah ini terdapat pula cairan sinovial yang disekresikan oleh sel jaringan penghubung.
Umumnya terdapat 3 macam persendian, yaitu:
a. Sendi mati (sinartrosis)
b. Sendi kaku (amfiartrosis)
c. Sendi gerak (diartrosis)
a. Sendi mati (sinartrosis).
Sendi mati merupakan sendi yang tidak dapat digerakkan karena tulang-tulangnya sudah terkunci bersama.  Contohnya pada tulang  tengkorak dan tulang pada gelang panggul.  Sendi mati tersusun atas jaringan penghubung fibrosa.  Jaringan ini akan mengeras seiring bertambahnya umur.  Contoh yang paling mudah adalah adanya daerah lunak (fontanela) pada bayi.  Daerah ini menjadi keras sehingga tulang tengkorak bersatu.
b. Sendi kaku (amfiartrosis)/ sendi geser.
Sendi yang memungkinkan adanya sedikit gerakan, misalnya pada tulang -tulang pergelangan tangan dan kaki.
c. Sendi gerak (diartrosis).
Sendi gerak memungkinkan terjadinya gerakan yang lebih bebas.
Macam-macam sendi gerak adalah sebagai berikut:
1. Sendi peluru.
Sendi peluru terjadi antar bonggol tulang yang satu dengan lekukan tulang yang lain.  Sendi peluru memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah.  Contohnya antara tulang paha dengan gelang panggul atau antara tulang lengan atas dengan gelang bahu
2. Sendi engsel.
Sendi engsel terjadi antara bonggol tulang yang satu dengan ujung tulang lain yang menyerupai alur.  Sendi ini memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah seperti engsel pintu.  Contohnya tulang paha (femur) dengan tulang kering (tibia) atau disebut sendi lutut; tulang lengan atas (humerus) dengan tulang hasta (ulna) atau disebut sendi sikut.
3. Sendi putar.
Terjadi antara ujung tulang yang  berupa tonjolan masuk ke dalam lubang pada tulang yang satunya lagi. Gerakan yang terjadi berupa rotasi / perputaran.  Contohnya tulang pemutar (aksis) dengan tulang atlas.
4. Sendi pelana.
Sendi pelana memungkinkan terjadinya gerakan kedua arah. Gerakannya seperti orang naik kuda diatas pelana  Contohnya tulang ibu jari dengan telapak tangan.
5. Sendi gulung/elipsoid.
Sendi gulung terjadi antara permukaan oval tulang yang satu dengan lekukan oval tulang yang lain. Contohnya pada tulang pergelangan tangan (karpal) denga tulang pengumpil (radius).
Persendian dapat mengalami gangguan berupa radang sendi atau kelainan menurun yang disebut arthritis.  Pada penyakit osteoarthritis, jaringan kartilago pada persendian mengalami degenerasi.  Pada rheumatoid arthritis,  membran sinovial meradang dan menebal.  Terjadi pula degenerasi jaringan kartilago dan pengapuran tulang.  Penyakit ini dapat dipacu oleh adanya infeksi bakteri atau virus.  Mungkin juga disebabkan secara genetik.  Gejala penyakit ini umumnya tampak sebelum seseorang berumur lima puluh tahun.
BENTUK  TULANG
Bentuk tulang dapat bermacam-macam, namun secara umum bentuknya dapat dibagi menjadi:
a. Tulang panjang/pipa
Sebuah tulang dapat termasuk ke dalam tulang panjang pada prinsipnya memiliki ukuran panjang yang lebih daripada lebarnya.  Tulang panjang umumnya berbentuk seperti pipa.  Pada tulang ini kita dapat melihat bagian dari tulang seperti ujung tulang (epifise), bagian tengah tulang (diafise), dan bagian diantara epifise dan diafise yang disebut metafise.
Tulang panjang dapat tersusun atas tulang kompak, yaitu tulang dengan sel-sel tulang (osteon) yang padat dan rapat.  Namun, tulang panjang juga dapat tersusun atas tulang berongga pada bagian ujungnya.  Pada bagian dalam tulang terdapat sumsum tulang yang merupakan tempat diproduksinya sel-sel darah.
b. Tulang pendek
Tulang pendek umumnya berbentuk seperti kubus. Tulang ini umumnya tersusun atas tulang berongga dengan dilapisi oleh lapisan tipis tulang kompak.  Contoh tulang pendek yaitu pada tulang pergelangan tangan dan kaki.
c. Tulang pipih
Tulang pipih berukuran tipis dan umumnya berbentuk pipih melengkung. Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak dan tulang belikat.
d. Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan memiliki bentuk selain ketiga tipe tulang sebelumnya.  Umumnya merupakan tulang berongga yang ditutupi oleh tulang kompak, contohnya pada ruas tulang belakang.
JENIS TULANG
Berdasarkan sel penyusunnya tulang dapat terbagi menjadi dua jenis tulang, yaitu:
a. Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan bersifat elastis dan berwarna lebih terang. Tulang rawan tersusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang terletak di dalam lakuna.  Lakuna tersebut terletak di dalam matriks tulang.  Tulang rawan terdapat pada telinga luar, ruas antar tulang belakang, tulang rawan pada saluran pernafasan, dan pada ujung hidung.
b. Tulang keras (osteon)
Tulang keras bersifat tidak elastis dan berwarna lebih gelap. Tulang keras tersusun atas osteosit (sel tulang yang telah matang) dan matriks, serta di bungkus oleh periosteum.  Osteosit berasal dari osteoblas (sel tulang muda).  Matriks tulang tersusun dari kalsium fosfat dan kalsium karbonat sehingga bersifat keras.  Matriks tulang yang tersusun padat disebut tulang kompak sedangkan matriks tulang yang tersusun berongga disebut tulang spons.
Tulang kompak terdiri atas osteon yang tersusun rapat, lengkap dengan kanal pembuluh darah dan saraf.  Setiap kesatuan osteon itu disebut sistem Havers.  Tulang spons tersusun seperti jala-jala yang disebut trabekula.  Trabekula terletak mengelilingi ruangan kosong yang berisi sumsum tulang.
PEMBENTUKAN TULANG
Proses pembentukan tulang disebut osteogenesis atau osifikasi.   Pembentukan tulang dimulai oleh adanya aktivitas sel pembentuk tulang (osteoblas) hingga terbentuk sel tulang yang matang (osteosit).
Selain osteoblas dan osteosit, terdapat pula osteoklas.  Osteoklas adalah sel tulang yang dapat mensekresikan enzim untuk merombak sel tulang menjadi ion-ion mineral (kalsium dan fosfor).  Ion-ion tersebut akan dilepaskan ke dalam darah dan berfungsi membantu dalam pengaturan kadar kalsium darah.




KELAINAN  BENTUK  TULANG  BELAKANG
Kelainan bentuk tulang belakang dapat terjadi karena pola duduk yang tidak benar. Beberapa diantaranya menyebabkan:
1. Skoliosis.
Bentuk tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan.
2. Kifosis.
Bentuk tulang belakang melengkung ke belakang.
3. Lordosis.
Bentuk tulang belakang yang melengkung ke depan.
Pola hidup sehat dengan memakan makanan yang kaya akan kalsium, vitamin D, dan fosfat, serta berolah raga secara teratur dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang, mencegah osteoporosis (pengeroposan tulang) dan osteoartritis (penyakit nyeri pada persendian).

SISTEM OTOT
Semua pergerakan tubuh kita melibatkan otot.  Otot merupakan alat gerak aktif.  Otot berfungsi membentuk tubuh, sebagai alat pergerakan, menjaga kestabilan persendian,dan memproduksi panas tubuh.  Dalam kehidupan sehari-hari,kita mengenal otot sebagai daging.  Otot merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel otot.
Otot manusia dibentuk oleh tiga macam tipe otot, yaitu:
A. Otot polos
B. Otot lurik
C. Otot jantung
A. Otot polos.




Otot polos merupakan otot yang gerakannya dipengaruhi oleh saraf otonom (tidak sadar), berbentuk gelondong, ujungnya meruncing, berinti satu terletak ditengah sel, bekerja lambat dan teratur. Otot polos terdapat pada dinding usus, pembuluh darah, saluran kelamin, dinding rahim, dan saluran ekskresi.
B. Otot lurik/otot rangka.




Otot lurik melekat pada rangka sehingga disebut otot rangka. Gerakannya dipengaruhi oleh saraf sadar, batasan sel-selnya tidak jelas, berbentuk silindris, memiliki banyak inti di tepi sel, dan terdapat bagian terang gelap (lurik) karena adanya protein otot (aktin dan meiosin). Otot rangka menempel pada tulang dengan perantaraan urat (tendon). Jika tendon melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan jika melekat pada tulang yang tidak dapat bergerak disebut origo.
Otot lurik mampu menggerakan tulang karena dapat berkontraksi (memendek) dan memanjang (relaksasi).
C. Otot jantung.




Otot jantung terletak di jantung. Berbentuk silindris yang bercabang-cabang dan memiliki inti di tengah serabut.  Gerakan otot jantung dipengaruhi oleh saraf tidak sadar (otonom). Otot ini secara khusus hanya membentuk organ jantung.
KERJA OTOT
Otot bekerja karena memiliki kemampuan untuk mengkerut (kontraksi) dan mengembang kembali (relaksasi). Otot akan berkontraksi bila ada rangsang yang mengenai sel otot tersebut. Kerja otot dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Otot antagonis.
Otot antagonis bekerja secara berlawanan. Contohnya antara lain:
a.  Gerakan otot ekstensor (meluruskan) pada otot bisep dan gerakan otot fleksor (membengkokkan) pada otot trisep.
b.  Gerakan otot abduktor (menjauhi badan) dan otot adduktor (mendekati badan) pada gerakan tangan kesamping badan
c.  Gerakan otot supinator (menengadahkan) dan otot pronator (menelungkup) pada gerakan tangan menelungkup dan menengadah
d.  Gerakan otot depressor (menurunkan) dan otot elevator (menaikkan) pada gerakan mengangkat bahu ke atas
2. Otot sinergis.
Otot sinergis bekerja secara bersama-sama (mengerut dan berkontraksi). Contohnya otot leher pada waktu memutar kepala.
BAGIAN-BAGIAN OTOT
Suatu otot terdiri atas bagian-bagian antara lain:
a. tendon
b. serabut otot
c. epimisium
d. perimisium
e. endomisium
f. fascicle
g. serabut otot
i. nukleus
j. miofibril
k. sarkomer
l. aktin
m. miosin
KELOMPOK  OTOT
Otot menyusun sekitar 40 % dari berat badan seseorang. Terdapat empat kelompok otot tubuh antara lain:
a. otot kepala dan leher
b. otot badan
c. otot anggota pergerakan atas
d. otot anggota pergerakan bawah

Materi Fisika Kelas XI Semester 1

Posted by ekaannisa13.blogspot.com
FISIKA

1. PERSAMAAN GERAK


Koordinat Polar Titik P dengan koordinat polar (r, q) berarti berada diposisi: - q derajat dari sumbu-x (sb. polar) (q diukur berlawanan arah jarum-jam) - berjarak sejauh r dari titik asal kutub O. Perhatian: jika r <> r: koordinat radial q: koordinat sudut Setiap titik mempunyai lebih dari satu representasi dalam koordinat polar (r, q) = (- r, q + np ), untuk n bil. bulat ganjil = ( r, q + np ) , untuk n bil. bulat genap Persamaan dalam Koordinat Polar Pers. polar dari lingkaran berjari-jari a: r = a Untuk lingkaran berjari a, - berpusat di (0,a): r = 2a sin q - berpusat di (a,0): r = 2a cos q r = 2 sin q r = 2 cos qVektor posisi, kecepatan dan percepatan. V adalah kecepatan benda yang merupakan turunan pertama dari posisi. Jadi Vx adalah turunan pertama dari X dan Vy adalah turunan pertama dari Y. Silakan kamu turunkan (diferensialkan) persamaan tersebut... Vox adalah Vx saat t = 0, dan Voy adalah Vy saat t = 0. Vo adalah penjumlahan (secara vektor) dari Vox dan Voy. Ax adalah turunan kedua dari X, dan Ay adalah turunan kedua dari Y. Coba kamu turunkan sendiri.... Aox adalah Ax saat t = 0, dan Aoy adalah Ay saat t = 0.Mengubah persamaan posisi menjadi percepatanA :Jika posisi benda dinyatakan dalam persamaan dengan variable waktu, maka persamaan posisi tersebut kita turunkan (diferensialkan) menjadi persamaan kecepatan. misal, x = 2t^2 - 2t maka kecepatannya adalah turunan pertama dari x; v = dx/dt = 4t - 2 untuk mengubah menjadi percepatan, maka kecepatan tersebut kita turunkan sekali lagi; a = dv/dt = 4
# Gerak Lurus Beraturan (GLB) #
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan kecepatan tetap. Untuk lebih memahaminya, amati grafik berikut :
Grafik di atas menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t) suatu benda yang bergerak lurus. Berdasarkan grafik tersebut cobalah tentukan berapa besar kecepatan benda pada saat t = 0 s, t = 1 s, t = 2 s, t = 3 s?
Tampak dari grafik pada gambar 6,
kecepatan benda sama dari waktu ke waktu yakni 5 m/s.
Semua benda yang bergerak lurus beraturan akan memiliki grafik v - t yang bentuknya seperti gambar 6 itu. Sekarang,hitung berapa jarak yang ditempuh oleh benda dalam waktu 3 s?
dapat dihitung jarak yang ditempuh oleh benda dengan cara menghitung luas daerah di bawah kurva bila diketahui grafik (v-t) :
Jarak yang ditempuh = luas daerah yang diarsir pada grafik v - t.
Cara menghitung jarak pada GLB.Tentu saja satuan jarak adalah satuan panjang, bukan satuan luas. Berdasarkan gambar di atas, jarak yang ditempuh benda = 15 m.
Cara lain menghitung jarak tempuh adalah dengan menggunakan persamaan GLB.
kecepatan pada GLB dirumuskan:
Ket : v = kecepatan (m/s) t = waktu tempuh (s) s = Jarak (m)
Dari gambar di atas ,
v = 5 m/s,sedangkan t = 3 s, sehingga jarak s = v . ts = 5 x 3 = 15 m
Persamaan GLB di atas, berlaku bila gerak benda memenuhi grafik seperti pada gambar.
Pada grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0.
Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah memiliki posisi awal so. Untuk keadaan ini, maka persamaan GLB sedikit mengalami perubahan menjadi,
s = so + v.
Persamaan GLB untuk benda yang sudah bergerak sejak awal pengamatan.
Dengan so menyatakan posisi awal benda dalam satuan meter.
Di samping grafik v - t di atas, pada gerak lurus terdapat juga grafik s-t, yakni grafik yang menyatakan hubungan antara jarak tempuh (s) dan waktu tempuh (t) seperti pada gambar di bawah.
Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda s = 0, pada saat t = 1 s, jarak yang ditempuh oleh benda s = 2 m, pada saat t = 2 s, jarak s = 4 m, pada saat t = 3 s, jarak s = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan bahwa benda yang diwakili oleh grafik s - t pada gambar 9 di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s (Ingat, kecepatan adalah jarak dibagi waktu).
Berdasarkan gambar, kita dapat meramalkan jarak yang ditempuh benda dalam waktu tertentu di luar waktu yang tertera pada grafik.
contoh :
Gerak sebuah benda yang melakukan GLB diwakili oleh grafik s - t di bawah. Berdasarkan grafik tersebut, hitunglah jarak yang ditempuh oleh benda itu dalam waktu:
a. 3 s
b. 10 s
Jawab :
Diketahui:
so = 2 m

v = 4 m/s

Ditanya:

a. Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 3 s.
b. Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 10 s.

Jawab:
a.s (t)
s (3s)
= so + v.t
= 2 + 4 x 3

= 14 m
b.s (t)
s (10
s)
= so + v.t
= 2 + 4 x 10
= 42 m
# GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) #
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat. Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun demikian, GLBB juga dapat berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Dalam modul ini, kita tidak menggunakan istilah perlambatan untuk gerak benda diperlambat. Kita tetap saja menamakannya percepatan, hanya saja nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan negatif.
Contoh sehari-hari GLBB adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari ketinggian tertentu di atas. Semakin lama benda bergerak semakin cepat.
perhatikanlah gambar di bawah yang menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) sebuah benda yang bergerak lurus berubah beraturan dipercepat.
a. Besar percepatan benda
dalam hal ini,
v1 = vo

v2 = vt

t1 = 0
t2 = t
sehingga ,
atau a.t = vt - vo kita dapatkan :


persamaan kecep
atan GLBB : ket : vo = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan ()
t = selang waktu (s)
kecepatan benda berubah dari vo menjadi vt sehingga kecepatan rata-rata benda dapat dituliskan:












b. Kecepatan rata-
rata :
ket : s = Jarak yang ditempuh a = percepatan ( ) vo = lecepatan awal (m/s) t = selang waktu (s) contoh :

Benda yang semula diam didorong sehingga bergerak dengan percepatan tetap 3 .
Berapakah besar kecepatan benda itu setelah bergerak 5 s?
Penyelesaian:
Awalnya benda diam, jadi vo = 0
a = 3

t = 5 s
Kecepatan benda setelah 5 s:

vt = vo + a.t
= 0 + 3 . 5
= 15 m/s

# GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN #
Adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan melingkar dan besar percepatan sudut/anguler (α) konstan.
Jika perecepatan anguler benda searah dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.

1. Percepatan Anguler (α)
Sebuah benda bergerak melingkar dengan laju anguler berubah beraturan memiliki perubahan kecepatan angulernya adalah :
Δω = ω2 – ω1

Dan perubahan waktu kecepatan anguler adalah Δt, maka di dapatkan :
∆ω = perubahan kecepatan sudut (rad/s)
∆t = selang waktu (s)
α = percepatan sudut/anguler (rads-2)

Sama halnya dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), pada GMBB berlaku juga :
- Mencari kecepatan sudut akhir (ωt) : ωt = ω0 ± α.t
- Mencari posisi sudut / besar sudut (θ) yang ditempuh:

θ= ω0 t ± α.t2

x = R. θ

Dapat diperoleh juga :

ωt2 = ω02 ± 2 α.θ
dimana :
ωt = kecepatan sudut/anguler keadaan akhir(rad/s)
ω0 = kecepatan sudut/anguler keadaan awal (rad/s)
θ = besar sudut yang ditempuh (radian, putaran)
1 rpm = 1 putaran permenit
1 putaran = 360° = 2p rad.
x = perpindahan linier (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
R = jari-jari lintasan (m)
# GERAK MELINGKAR BERATURAN #
Adalah partikel yang bergerak melingkar dengan laju konstan, arah vektor kecepatan berubah terus menerus, tetapi besarnya tidak. Dalam gerak lurus anda mengenal besaran perpindahan (linear) dan kecepatan (linear), keduanya termasuk besaran vektor. Dalam gerak melingkar anda akan mengenal juga besaran yang mirip dengan itu, yaitu perpindahan sudut dan kecepatan sudut, keduanya juga termasuk besaran vektor.
Besaran fisis pada GMB
a. Besaran Sudut (Ø)

Besar sudut Ø dinyatakan dalam derajat tetapi pada gerak melingkar beraturan ini dinyatakan dalam radian. Satu radian (rad) adalah sudut dimana panjang busur lingkaran sama dengan jari-jari lingkaran tersebut (r). Jika s = r, Ø bernilai 1 rad.

Secara umum besaran sudut Ø dituliskan :
Ø = s / r
dimana s = 2∏ r , sehingga Ø = 2∏ rad
b. Kecepatan dan kelajuan Sudut (ω)

Pada gerak melingkar, besaran yang menyatakan seberapa jauh benda berpindah (s) dalam selang waktu tertentu (t) disebut kecepatan anguler atau kecepatan sudut (ω). Kecepatan sudut ini terbagi atas kecepatan sudut rata-rata dan kecepatan sudut sesaat.

Kecepatan sudut rata-rata dituliskan sebagai : ω = ΔØ / Δt
Kecepatan sudut sesaat dinyatakan sebagai ω = lim ΔØ / Δt
Satuan kecepatan sudut adalah rad/s. Selain satuan ini, satuan kecepatan sudut dapat pula ditulis dalam rpm (rotation per minutes) dimana 1 rpm = 2Π rad/menit = Π/30 rad/s.
Sedangkan nilai atau besarnya kecepatan sudut disebut kelajuan sudut.
c. Periode (T)
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk bergerak satu putaran disebut periode (T). Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu putaran dinyatakan oleh :
T = perpindahan sudut / kecepatan sudut
T = 2Π / ω dimana 2Π = perpindahan sudut (anguler) untuk satu putaran.
Jika jumlah putaran benda dalam satu sekon dinyatakan sebagai frekuensi (f) maka diperoleh hubungan :
T = 1 / f dimana f = frekuensi dengan satuan 1/s atau Hertz (Hz).
d. Kecepatan dan kelajuan linear (v)

Kecepatan linear didefinisikan sebagai hasil bagi panjang lintasan linear yang ditempuh dengan selang waktu tempuhnya. Panjang lintasan dalam gerak melingkar yaitu keliling lingkaran 2Π.r
Jika selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran adalah 1 periode (T), maka :
Kecepatan linear dirumuskan : v = 2Π.r / T atau v = ω.r
Kecepatan linear ( v) memiliki satuan m/s, r = jari-jari lintasan, dengan satuan meter dan ω = kecepatan sudut dalam satuan rad/s
e. Percepatan Sentripetal

Pada saat anda mempelajari gerak lurus beraturan sudah mengetahui bahwa percepatan benda sama dengan nol. Benarkah kalau kita juga mengatakan percepatan benda dalam gerak melingkar beraturan sama dengan nol? Dari gambar di atas diketahui bahwa arah kecepatan linear pada gerak melingkar beraturan selalu menyinggung lingkaran. Karena itu, kecepatan linear disebut juga kecepatan tangensial.
Sekarang kita akan mempelajari apakah vektor percepatan pada benda yang bergerak melingkar beraturan nol atau tidak.Dari gambar di atas tampak bahwa vektor kecepatan linear memiliki besar sama tetapi arah berbeda-beda. Oleh karena itu kecepatan linear selalu berubah sehingga harus ada percepatan. Dari gambar di atas tampak bahwa arah percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran dan selalu tegak lurus dengan kecepatan linearnya. Percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran ini disebut percepatan sentripetal.
Percepatan sentripetal pada gerak melingkar beraturan dirumuskan :

Contoh Soal :
Sebuah roda dengan jari-jari 20 cm, berputar pada sumbunya dengan kelajuan 6.000/Π rpm. Tentukan: (a). kelajuan sudut, frekuensi, dan periodenya, (b). kelajuan linear sebuah titik atau dop pada roda dan panjang lintasan titik yang ditempuh selama 10 s. (c) jumlah putaran dalam 10 s.
Pembahasan :
1. diketahui : r = 20 cm = 0,2 m ; ω = 6.000/Π rpm = 100/Π rps = 200 rad/s
dijawab :
(a). Frekuensi f = ω / 2Π = (200 rad/s)/2Π = 100/Π Hz
(b). Kelajuan linear pada titik luar
v = ω . r = (200 rad/s). (0,2 m) = 40 m/s
(c) Jumlah putaran selama 10 s. Sudut yang ditempuh selama 10 s adalah Ø = ω . t = 2.000 rad
1 putaran = 2Π rad sehingga jumlah putaran (n) adalah n = 2.000 rad/2Π =(1000/Π ) putaran.
2. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lintasan 70 cm. Dalam waktu 20 s, benda tersebut melakukan putaran sebanyak 40 kali. (a). tentukan periode dan frekuensi putaran. (b) berapa laju linear benda tersebut? (c). hibunglah kecepatan sudut benda tersebut.
# GERAK PARABOLA #

Gerak parabola panduan dari GLB pada sumbu x dengan GLB pada sumbu y.
Kecepatan awal (vo) gerak benda diwakili oleh v0x dan v0y. v0x merupakan kecepatan awal pada sumbu x, sedangkan v0y merupakan kecepatan awal pada sumbu y. vy merupakan komponen kecepatan pada sumbu y dan vx merupakan komponen kecepatan pada sumbu x. Pada titik tertinggi lintasan gerak benda, kecepatan pada arah vertikal (vy) sama dengan nol.

Persamaan untuk menghitung posisi dan kecepatan resultan dapat dirumuskan sebagai berikut.
2. GAYA
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang diberikan kepada suatu benda.

* Macam-macam gaya :
a. Gaya Normal
Ketika balok jatuh telah sampai kelantai gaya gravitasi tetap bekerja walaupun benda sudah berhenti. Sesuai Hukum III Newton , gaya aksi (Gaya Berat) yang dikerjakan benda pada lantai akan menimbulkan gaya reaksi dari lantai pada benda gaya ini di sebut Gaya Normal.
Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan permukaan sentuh.

Ada beberapa gaya normal pada benda berdasarkan posisi benda:

b. Gaya Gesekan
Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Arah Gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Ada dua jenis gaya gesekan, yakni :
• Gaya gesekan statis
Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan yang menyebabkan benda tidak dapat bergerak (statis ). Nilai gaya gesekan statis maksimum pada benda artinya jika kita ingin mendorong benda sampai dapat bergerak besarnya gaya yang dikerjakan harus lebih besar daripada gaya gesek statis maksimum.
Besarnya gaya ini:
dimana
µs = koefisien gesek statis
N = Besarnya gaya normal pada benda

Mengapa anak tersebut tidak mampu membuat lemari brankas bergerak..?
Hal itu terjadi karena gaya yang di berikan anak itu masih lebih kecil dari pada gaya gesek statis maksimum lemari brankas.
Apa yang terjadi bila anak itu mendorong dengan di bantu kakaknya yang lebih dewasa?

Ternyata brankas itu dapat bergerak walaupun lajunya lambat.
Kelajuan lambat ini di karenakan gaya gesek statis yang bekerja pada lemari brankas.
• Gaya gesekan kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang terjadi saat benda bergerak.gaya gesek kinetis menghambat laju benda, arah gaya gesek kinetic berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya gaya gesek kinetis adalah:
Dimana:
µk = koefisien gesek kinetic
N = Gaya normal benda, Newton

c. Gaya Sentripetal
Gaya Sentripetal adalah gaya yang di miliki benda saat benda bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran, dengan gaya sentripetal benda dapat bertahan pada lintasannya.
Perhatikan gerak benda di bawah ini!

Gaya sentripetal pada tali menyebabkan benda tetap dalam lintasan melingkar.

d. Gaya Gravitasi

Gaya Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, Bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelite buatan manusia.
Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.

Hukum Gravitasi Universal Newton

Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
F = G \frac{m_1 m_2}{r^2}
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik
Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m1 dan m2 dalam kilograms (kg), r dalam meter (m), dsn konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain.

Hukum Newton tentang Gaya
Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)
Jika resultan gaya yang berkerja pada benda sama dengan nol maka benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan


Hukum II Newton
Percepatan suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang berkerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut.
dari gerak balok dapat kita ketahui percepatan system di pengaruhi massa balok.

Contoh soal:
Berapakah gaya yang di butuhkan untuk mempercepat gerak sebuah motor yang bermassa 500 kg pada percepatan 6 m/s2?
Jawab :
F = m.a = 500 . 6 = 3000 N

Hukum III Newton (Hukum aksi dan reaksi)
Bila benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda A sama besar dengan arah yang berlawanan.

Introduksi Tiga Hukum Kepler

Secara Umum

Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu sama lainnya. Masa dari kedua badan ini bisa hampir sama, sebagai contoh CharonPluto (~1:10), proporsi yang kecil, sebagain contol. BulanBumi(~1:100), atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai contoh MerkuriusMatahari (~1:10,000,000).
Dalam semua contoh diatas kedua badan mengorbit mengelilingi satu pusat masa, barycenter, tidak satupun berdiri secara sepenuhnya di atas fokus elips. Namun kedua orbit itu adalah elips dengan satu titik fokus di barycenter. Jika ratio masanya besar, sebagai contoh planet mengelilingi matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek yang besar, dekat di titik masanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen presisi canggih untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda yang lebih besar. Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan orbit sebuah planet mengelilingi matahari.
Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit planet dan matahari, dan tidak mengenal generalitas hukumnya, artikel wikini ini hanya akan mendiskusikan hukum diatas sehubingan dengan matahari dan planet-planetnya.

Hukum Pertama

Figure 2: Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran elips.
"Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari berada di salah satu fokusnya."
Pada zaman Kepler, klaim diatas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern.
Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang mengaproximasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari observasi jalan edaran planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh Pluto, yang diobservasi pada akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elipse dan kecil ukurannya.

Hukum Kedua

Figure 3: Illustrasi hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak lebih cepat didekat matahari dan lambat dijarak yang jauh. Sehingga jumlah area adalah sama pada jangka waktu tertentu.
"Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama."
Secara matematis:
\frac{d}{dt}(\frac{1}{2}r^2 \dot\theta) = 0
dimana \frac{1}{2}r^2 \dot\theta adalah "areal velocity".

Hukum Ketiga

Planet yang terletak jauh dari matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat letaknya. Hukum Kepelr ketiga menjabarkan hal tersebut secara kuantitativ.

"Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari."
Secara matematis:
 {P^2} \propto {a^3}
dimana P adalah period orbit planet dan a adalah axis semimajor orbitnya.
Konstant proporsionalitasnya adalah semua sama untuk planet yang mengedar matahari.
\frac{P_{\rm planet}^2}{a_{\rm planet}^3} = \frac{P_{\rm earth}^2}{a_{\rm earth}^3}.
e. Gaya Pegas

Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis. Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas. Bila pegas ditarik melebihi batasn tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Lalu bagaimanakah hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik?

Karena besarnya gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat dirumuskan bahwa:


dengan,
k = konstanta pegas
Fp = Gaya Pemulih (N)
x = Perpanjangan Pegas (m)
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan.

3. Elastisitas dan Hukum Hooke

Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda akan kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada umumnya benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis. Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas. Bila pegas ditarik melebihi batasn tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Lalu bagaimanakah hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik?
  1. Karena besarnya gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat dirumuskan bahwa:
    Gaya Pemulih

    dengan,
    k = konstanta pegas
    Fp = Gaya Pemulih (N)
    x = Perpanjangan Pegas (m)
    Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan.
  2. Modulus Elastisitas
    Yang dimaksud dengan Mosdulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan. Modulus ini dapat disebut dengan sebutan Modulus Young.
    1. Tegangan (Stress)
      Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang. Satuan tegangan adalah N/m2 Secara matematis dapat dituliskan:
      Tegangan
    2. Regangan (Strain)
      Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya. Secara matematis dapat dituliskan:
      Regangan
    Dari kedua persamaan di atas dan pengertian modulus elastisitas, kita dapat mencari persamaan untuk menghitung besarnya modulus elastisitas, yang tidak lain adalah:
    Modulus Elastisitas / Young
    Satuan untuk modulus elastisitas adalah N/m2
  3. Gerak Benda di Bawah Pengaruh Gaya Pegas
    Bila suatu benda yang digantungkan pada pegas ditarik sejauh x meter dan kemudian dilepas, maka benda akan bergetar. Percepatan getarnya itu dapat dihitung dengan persamaan:
    Percepatan Getar
    Dari persamaan di atas, kita mengetahui bahwa besarnya percepatan getar (a) sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan (x).
4. GERAK HARMONIS SEDERHANA
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Kita akan mempelajarinya satu persatu.
Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana
Simpangan, Kecepatan, dan Percepatan GHS
a. Simpangan GHS
    1. Untuk menghitung besarnya simpangan pada gerak harmonis sederhana digunakan rumus:
      Simpangan atau Simpangan
      Bila besarnya sudut awal (Θ 0) adalah 0 maka persamaan simpangannya menjadi:
      Simpangan Sudut Awal 0
      dengan:
      y = simpangan (m)
      A = amplitudo atau simpangan maksimum (m)
      t = waktu getar (s)
      w = kecepatan sudut (rad/s)

      Simpangan akan bernilai maksimum (ymaks) jika sin wt = 1 sehingga persamaannya menjadi:
      Simpangan Maksimal
    2. Kecepatan GHS
      Besarnya kecepatan gerak harmonis dapat dicari dengan persamaan:
      Kecepatan
      Besarnya kecepatan akan mencapai nilai maksimun bila besarnya cos wt = 1, sehingga persamaannya menjadi:
      Kecepatan Maksimal
    3. Percepatan GHS
      Besarnya percepatan pada gerak harmonis sederhana dapat dihitung dengan rumus:
      Percepatan atau Percepatan
      Dan besarnya percepatan akan mencapai nilai maksimal apabila besarnya sin wt = 1, sehingga:
      Percepatan Maksimal
      Besarnya percepatan bernilai negatif menunjukkan arah percepatan a berlawanan dengan arah perpindahan y (y adalah perpindahan dari titik keseimbangan)

    4. Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase GHS
      Berdasarkan dari persamaan simpangan:
      Simpangan
      bila diturunkan akan menjadi,
      Sudut Fase
      Faktor Θ disebut sudut fase, yaitu posisi sudut selama benda bergerak harmonis.
      Fase atau tingkat getar adalah sudut fase dibagi dengan sudut tempuh selama satu putaran penuh. Sehingga besarnya fase dapat dihitung dari persamaan:
      Fase
      Nilai fase biasanya hanya diambil bilangan pecahannya saja Misalkannya saja besarnya fase getaran adalah 1/4, 11/4, 21/4 maka besarnya fase cukup disebut 1/4 saja karena posisi partikel yang bergetar untuk ketiga fase getar tersebut sama. Bilangan bulat di depan pecahan, menunjukkan banyaknya getaran penuh yang terlewati.
      Pembahasan tentang fase dibagi menjadi dua, yaitu:
      1. Beda fase getaran suatu titik dengan selang waktu t= t1 dan t= t2
        Persamaan yang dipakai untuk menghitung besarnya beda fase dengan selang waktu dari t1 sampai t2 adalah:
        Beda Fase dengan selang waktu
      2. Beda fase dua getaran pada waktu sama
        Kita juga dapat menghitung beda fase dua getaran pada waktu yang sama. Misalkan dua getaran masing - masing dengan periode T1 dan T2 maka beda fase keduanya setelah bergetar selama t sekon dapat dicari dengan persamaan:
        Beda Fase dengan waktu yang bersamaan
        Dua kedudukan tersebut akan dikatan sefase bila nilai beda fase merupakan bilangan cacah (tanpa pecahan ataupun desimal). Sebaliknya kedudukan akan dikatakan berlawanan fase apabila nilai beda fase berupa bilangan cacah+1/2(dengan pecahan ataupun desimal).
  1. Superposisi Dua Simpangan Gerak Harmonis yang Segaris
    Jika ada dua persamaan simpangan yang dialami oleh suatu partikel pada saat yang sama, maka simpangan akibat kedua getaran dapat dicaari dengan dua cara, yaitu secara grafis dan secara maematis. Berikut adalah pembahasan mengenai kedua cara tersebut.
    1. Secara Grafis
      Berikut adalah gambar Superposisi dua gerak harmonis sederhana,
      Grafik Superposisi
    2. Secara Matematis
      Dalam perhitungan secara matematis dua gerak harmonis memiliki simpangannya masing - masing. Untuk mencari simpangan superposisinya maka kedua simpangan itu dijumlahkan (y = y1 + y2) sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:
      Superposisi secara Matematis
  2. Penurunan Rumus Periode (T) dan Frekuensi (f)
    Dalam pembahasan suba bab ini, kita akan membahasa mengenai Periode (T) dan frekuensi (f). Dalam bahasan ini, akan membahas pula mengenai gaya pemulih. Karena itu, pembahasannya akan dibatasi hanya sampai pada pegas dan ayunan sederhana.
    1. Pegas
      Dalam pegas untuk perhitungan Periodenya digunakan rumus:
      Periode Pegas
      sedangkan besarnya frekuensi berbanding terbalik dengan periodenya ( f = 1/T), sehingga didapatkan rumus frekuensi sebagai berikut:
      Frekuensi Pegas
      dengan,
      m = massa beban (kg)
      k = konstanta pegas (N/m)
      Sedangkan bila konstanta pegas belum diketahui, konstatanya dapat dihitung dengan persamaan:
      Konstanta Pegas
      dengan,
      g = gaya gravitasi (9,8 N/kg atau 10 N/kg)
      x = perpanjangan pegas (m)
      Bila pegas yang dipakai lebih dari satu, maka untuk mencari konstantanya harus menggunakan konstanta total. Untuk menghitung konstanta total tergantung dari rangkaian pegas itu sendiri. Bila beberapa pegas dirangkai secara seri, maka untuk mencari konstanta totalnya mengunakan rumus:
      Konstanta Pegas Total Seri
      Sedangkan untuk pegas yang dirangkai paralel mengunakan rumus:
      Konstanta Pegas Total Paralel
    2. Ayunan Sederhana
      Sedangkan dalam ayunan sederhana untuk mencari besarnya Periode digunakan rumus:
      Periode Ayunan
      Kemudian dalam mencari frekuensi, karena nilai frekuensi berbanding terbalik dengan periode maka didapatkan rumus:
      Frekuensi Ayunan
      dengan,
      l = panjang tali (m)
      g = gaya gravitasi bumi (m/s2)

5. USAHA DAN ENERGI
a. USAHA
Usaha alias Kerja yang dilambangkan dengan huruf W , digambarkan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada benda hingga benda bergerak dalam jarak tertentu. Hal yang paling sederhana adalah apabila Gaya (F) bernilai konstan (baik besar maupun arahnya) dan benda yang dikenai Gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah dengan arah Gaya tersebut.
Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai hasil kali perpindahan dengan gaya yang searah dengan perpindahan.
usaha dan kerja-02
Persamaan matematisnya adalah :
W = Fs cos 0 = Fs (1) = Fs
W adalah usaha alias kerja, F adalah besar gaya yang searah dengan perpindahan dan s adalah besar perpindahan.
Apabila gaya konstan tidak searah dengan perpindahan, sebagaimana tampak pada gambar di bawah, maka usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda didefinisikan sebagai perkalian antara perpindahan dengan komponen gaya yang searah dengan perpindahan. Komponen gaya yang searah dengan perpindahan adalah F cos teta
usaha dan kerja-01
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
usaha dan energi
Hasil perkalian antara besar gaya (F) dan besar perpindahan (s) di atas merupakan bentuk perkalian titik atau perkalian skalar. Karenanya usaha masuk dalam kategori besaran skalar. Pelajari lagi perkalian vektor dan skalar kalau dirimu bingun… Persamaan di atas bisa ditulis dalam bentuk seperti ini :
usaha dan kerja
Satuan Usaha dalam Sistem Internasional (SI) adalah newton-meter. Satuan newton-meter juga biasa disebut Joule ( 1 Joule = 1 N.m). menggunakan sistem CGS (Centimeter Gram Sekon), satuan usaha disebut erg. 1 erg = 1 dyne.cm. Dalam sistem British, usaha diukur dalam foot-pound (kaki-pon). 1 Joule = 107 erg = 0,7376 ft.lb.
Perlu anda pahami dengan baik bahwa sebuah gaya melakukan usaha apabila benda yang dikenai gaya mengalami perpindahan. Jika benda tidak berpindah tempat maka gaya tidak melakukan usaha. Agar memudahkan pemahaman anda, bayangkanlah anda sedang menenteng buku sambil diam di tempat. Walaupun anda memberikan gaya pada buku tersebut, sebenarnya anda tidak melakukan usaha karena buku tidak melakukan perpindahan. Ketika anda menenteng atau menjinjing buku sambil berjalan lurus ke depan, ke belakang atau ke samping, anda juga tidak melakukan usaha pada buku. Pada saat menenteng buku atau menjinjing tas, arah gaya yang diberikan ke atas, tegak lurus dengan arah perpindahan. Karena tegak lurus maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Cos 90o = 0, karenanya berdasarkan persamaan di atas, nilai usaha sama dengan nol. Contoh lain adalah ketika dirimu mendorong tembok sampai puyeng… jika tembok tidak berpindah tempat maka walaupun anda mendorong sampai banjir keringat, anda tidak melakukan usaha. Kita dapat menyimpulkan bahwa sebuah gaya tidak melakukan usaha apabila gaya tidak menghasilkan perpindahan dan arah gaya tegak lurus dengan arah perpindahan.
b. ENERGI
Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan energi. Untuk bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan. Setiap kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari bahan bakar. Hewan juga membutuhkan energi untuk hidup, sebagaimana manusia dan tumbuhan.
Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep yang sangat erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana, energi merupakan kemampuan melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini sebenarnya kurang tepat atau kurang valid untuk beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi cahaya tidak dapat melakukan kerja). Definisi tersebut hanya bersifat umum. Secara umum, tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai contoh, jika kita mendorong sepeda motor yang mogok, usaha alias kerja yang kita lakukan menggerakan sepeda motor tersebut. Pada saat yang sama, energi kimia dalam tubuh kita menjadi berkurang, karena sebagian energi kimia dalam tubuh berubah menjadi energi kinetik
sepeda motor. Usaha dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Contoh ini juga menjelaskan salah satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi. Jumlah total energi pada sistem dan lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi tidak pernah hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Mengenai Hukum Kekekalan Energi akan kita kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.

6. MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN
Definisi Momentum

Momentum adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang bermassa / memiliki bobot dengan pergerakan / kecepatan. Dalam Fisika momentum dilambangkan dengan huruf ‘p’, secara matematis momentum dapat dirumuskan :

p= m . v
p = momentum, m = massa, v = kecepatan / viscositas (dalam fluida)

Momentum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan kecepatan. Semakin cepat pergerakan suatu materi/benda akan semakin besar juga momentumnya. Semakin besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki oleh suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan nol. Sebaliknya semakin cepat pergerakannya, semakin besar juga momentumnya. (Filosofi : Jika manusia tidak mau bergerak / malas, maka hasil kerjanya sama dengan nol).

Definisi Impuls

Impuls adalah selisih dari momentum atau momentum awal dikurangi momentum akhir. Dalam Fisika impuls dilambangkan dengan simbol / huruf "I". Secara matematis impuls dirumuskan :

I = p2 – p1 = ∆p
I = m.v2 – m.v1
I = m(v2 – v1)
I = m. ∆v

Karena m = F/a (bisa dibaca di Aplikasi Hukum Newton Dalam Kehidupan) , maka :

I = F/a . ∆v
I = [F/(∆v/∆t)] . ∆v
I = F . ∆t
F = I/∆t


I = impuls, p1 = momentum awal, p2 = momentum akhir, F = gaya, ∆t = waktu sentuh, ∆v = selisih kecepatan

Nah, dari rumus F = I/∆t inilah letak pemanfaatan aplikasi momentum dan impuls. Semakin kecil waktu sentuh, maka semakin besar gaya yang akan diterima benda. Semakin lama waktu sentuh, maka semakin kecil gaya yang diterima benda.

Aplikasi Momentum dan Impuls

Mobil di desain untuk mudah penyok, hal ini bertujuan untuk memperbesar waktu sentuh untuk memperkecil gaya yang diterima oleh pengendara. Dengan demikian diharapkan, keselamatan pengemudi lebih dapat terjamin. Jika kecepatannya besar, maka gaya yang diterima akan besar, sehingga pengendara akan mengalami kecelakaan yang fatal. Jadi pesan saya jangan ngebut, walaupun mobil sudah di design sedemikian rupa.

Balon udara pada mobil juga bertujuan untuk memperlambat waktu sentuh antara kepala pengemudi dengan setir mobil. Ingat, semakin besar waktu sentuh, maka semakin kecil gaya yang akan mengenai kepala pengemudi. Sabuk pengaman juga fungsi dan cara kerjanya sama dengan balon udara pada mobil, yakni untuk mengurangi waktu sentuh antara pengemudi dengan dashboard mobil pada saat bersentuhan.

JENIS-JENIS TUMBUKAN
Perlu anda ketahui bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu dengan yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika benda bergerak, maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda tersebut mempunyai kecepatan (dan massa), maka benda itu pasti memiliki momentum (p = mv) dan juga Energi Kinetik (EK = ½ mv2).

TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Sekarang mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk memudahkan pemahaman dirimu, perhatikan gambar di bawah.
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.

Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi kinetik terjadi ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng, tabrakan antara dua kendaraan, bola yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke udara, dll.
Sebaliknya, energi kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini terjadi ketika energi potensial (misalnya energi kimia atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk kasus ini adalah peristiwa ledakan.
Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai 1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Bagaimana dengan Hukum Kekekalan Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan.
TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI
Bagaimana dengan tumbukan tidak lenting sama sekali ? suatu tumbukan dikatakan Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan. Salah satu contoh populer dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pendulum balistik. Pendulum balistik merupakan sebuah alat yang sering digunakan untuk mengukur laju proyektil, seperti peluru. Sebuah balok besar yang terbuat dari kayu atau bahan lainnya digantung seperti pendulum. Setelah itu, sebutir peluru ditembakkan pada balok tersebut dan biasanya peluru tertanam dalam balok. Sebagai akibat dari tumbukan tersebut, peluru dan balok bersama-sama terayun ke atas sampai ketinggian tertentu (ketinggian maksimum). Lihat gambar di bawah…
Apakah pada Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali berlaku hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik ?
Perhatikan gambar di atas. Hukum kekekalan momentum hanya berlaku pada waktu yang sangat singkat ketika peluru dan balok bertumbukan, karena pada saat itu belum ada gaya luar yang bekerja. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 + m2(0) = (m1 + m2) v’
m1v1 = (m1 + m2) v’—- persamaan 1