Minggu, 20 Oktober 2013

Karya Ilmiah "Pengaruh Tekanan Orangtua Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak"


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di Indonesia seperti yang kita ketahui generasi muda sekarang yang telah memasuki usia remaja yang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) cenderung ingin mencoba hal-hal yang baru.  Hal ini tentu tidak heran karena usia remaja adalah usia emas. Apalagi Sekolah Menengah atas (SMA) adalah masa-masa yang indah.
Pada tahun sekarang ini merupakan tahun serba canggih , mengingat semakin tahun arus globalisasi sangat mudah masuk. Dari sinilah kultur asing mulai mengubah dan mengikis gaya hidup masyarakat khususnya di Indonesia. Pengaruh media elektronik bagi anak remaja jaman sekarang juga menjadi kekhawatiran utama bagi orangtua. Pasalnya, banyak tontonan dari televisi, yang bisa membawa anak remaja untuk berperilaku buruk. Inilah yang menyebabkan rata-rata orang tua, terlalu mengkhawatirkan anaknya, sehingga anak bisa merasa tertekan oleh perilaku mereka. Dan juga akibat maraknya tindakan kriminal yang biasa menjadi tontonan di media elektronik seperti televisi, membuat orangtua sangat over protektif terhadap anaknya
Orang tua mempunyai peranan yang sangat besar sekali terhadap perkembangan diri seorang remaja. Hal ini disebabkan karena orang tua memiliki banyak waktu untuk mengenal perilaku anaknya dan orang tua paling dekat dengan remaja. Hampir sebagian besar waktu remaja bersama dengan orang tua, sebab waktu disekolah terbatas jam belajar, selain itu waktunya banyak dihabiskan dirumah bersama orang tuanya.
Besarnya pengaruh orang tua terhadap anak bisa merupakan hal yang baik namun tidak menutup kemungkinan dapat berkembang kearah yang negatif dimana harapan dapat berubah menjadi tuntutan. Perilaku tersebut seringkali secara sadar atau tidak justru membuat anak-anak mengalami tekanan psikologis.
Maka tidak heran jika terkadang sifat atau kepribadian anak berbeda pada saat mereka berada dalam lingkungan keluarga dan ketika mereka berada di luar lingkungan keluarga. Maksudnya adalah, terkadang mereka jika berada dalam lingkungan keluarga (rumah) sifat atau kepribadian yang diperlihatkan cenderung ke hal yang positif, begitu pula sebaliknya. Namun hal itu semuanya bergantung pada diri anak dalam menanggapi setiap respon yang diberikan dari orang tua mereka apakah itu berupa teguran halus atau berupa teguran keras.
Inilah yang melatarbelakangi, sehingga kami melakukan suatu penelitian tentang pengaruh tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak ini sangat penting. Dengan alasan, ingin membuktikan bahwa, tidak selamanya pengaruh tekanan orang tua terhadap anaknya akan selalu berdampak baik.

B.     PERUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini ada dua yaitu:
1.      Sejauh mana perasaan tertekan dari orang tua mereka pada siswa SMAN 1 Maniangpajo?
2.      Bagaimanakah pengaruh tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di SMAN 1 Maniangpajo dalam pergaulan dan pendidikan ?
3.      Apakah perbedaan kepribadian antara anak yang sering merasakan tekanan dari orang tua dengan yang tidak merasakan tekanan dari orang tua di SMAN 1 Maniangpajo?

C.     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dalam karya tulis adalah :
1.      Untuk mengetahui perasaan tertekan dari orang tua mereka pada siswa SMAN 1 Maniangpajo.
2.      Untuk mengetahui pengaruh tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di SMAN 1 Maniangpajo dalam pergaulan dan pendidikan.
3.      Untuk mengetahui perbedaan antara anak yang sering merasakan tekanan dari orang tua dengan yang tidak merasakan tekanan dari orangtua di SMAN 1 Maniangpajo.

D.    MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaaat dilaksanakannya penelitian ini yaitu:
1.      Untuk orang tua
Untuk mengetahui bahwa tekanan orang tua terhadap anaknya jika dilakukan berlebihan maka hal itu dapat saja membentuk kpribadian anak yang kurang baik (negatif).
2.      Untuk masyarakat
Memberi pengetahuan bahwa hal tersebut tidak baik untuk pertumbuhan seorang anak, dan agar masyarakat yang lain tidak ikut menerapkan hal tersebut terhadap anaknya.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Kepribadian
1.      Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

2.      Jenis-jenis Kepribadian

-          Kepribadian yang sehat :

1.      Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

2.      Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

3.      Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

4.      Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

5.      Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

6.      Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

7.      Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

8.      Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

9.      Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

10.  Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

11.  Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance(penerimaan), dan affection (kasih sayang).

 

-          Kepribadian yang tidak sehat

1.      Mudah marah (tersinggung)
2.      Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3.      Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4.      Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
5.      Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
6.      Kebiasaan berbohong
7.      Hiperaktif
8.      Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9.      Senang mengkritik/mencemooh orang lain
10.  Sulit tidur
11.  Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12.  Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
13.  Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14.  Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15.  Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
16.   
B.     Pengertian Tekanan Orang Tua
Orangtua merupakan orang yang melengkapi budaya mempunyai tugas untuk mendefinisikan apa yang baik dan apa yang dianggap buruk. Sehingga anak akan merasa baik bila tingkah lakunya sesuai tingkah laku yang bisa di terima masyarakat.orangtua adalah orang yang memegang peranan penting dalam perkembangan seorang anak .
Tekanan orang tua biasa diartikan sebagai proses dimana orangtua membatasi aktifitas anaknya ataupun kehendak anaknya yang dapat berdampak positif dan negative bagi si anak. Seperti yang kita ketahui dampak positif cenderung lebih menuju ke kebaikan , dan dampak negative cenderung lebih menuju ke keburukan, dimana dampak tersebut mempengaruhi kepribadian seorang anak nantinya. Dengan alasan tertentu orangtua menekan anaknya dengan cara mereka yang berlebihan . hal seperti ini akan menimbulkan ketergantungan diri anak yang berlebih pula

C.     Faktor-faktor Timbulnya Tekanan Orang Tua
1.      Terlalu memanjakan anak

Orang tua karena beranggapan takut akan hal yang buruk yang menimpa anaknya, sehingga mereka terlalu memanjakan anaknya, tanpa mereka sadari bahwa hal itu hanya menjadikan anak tertekan akibat perilaku over protektifnya

2.      Keinginan orang tua untuk  melindungi secara berlebihan

Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengenalan anak terlalu berlebihan. Hal seperti ini akan menimbulkan sikap ketergantungan bagi diri anak yang berlebihan pula, sehingga rentang ketergantungan pada orang lain akan lebih lama pula dan dapat membuat kurangnya rasa percaya diri bagi anak.

3.      Ambisi Orang Tua

Hampir semua orang tua mempunyai ambisi terhadap anak mereka. Ambisi tersebut sering kali sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi orang tua ini sering dipengaruhi oleh tidak tercapainya atau hasrat orang tua supaya anak mereka naik status sosialnya. Bila anak tidak dapat memenuhi ambisi orang tua, anak cenderung terlihat bersikap bermusuhan, tidak bertanggung jawab, dan berprestasi di bawah kemampuan. Keadaan ini akan lebih parah bila anak memiliki perasaan tidak mampu yang sering diwarnai perasaan dijadikan orang yang dikorbankan akibat kritik orang tua terhadap rendahnya prestasi mereka.

D.    Pengaruh Tekanan Orang Tua terhadap Perkembangan Kepribadian Anak sebagai Generasi Muda dalam Bidang Sosial dan Pendidikan.
Semua orang tua normal tentu menginginkan hal yang terbaik untuk anak, namun kadang niat baik itu menjadi sedemikian berlebihan sehingga mereka tidak melihat anak sebagai individu yang otonom, yang bisa memiliki mimpi jauh berbeda dari yang mereka prediksi. Begitu banyak pengaruh yang diberikan orang tua kepada anak seringkali menyempatkan anak kedalam sebuah kondisi tekanan psikologis yang mengakibatkan rasa percaya pada tak terbangun, sehingga tidk dapat secara jelas melihat apa yang diinginkannya sebagai seorang invidu.
Mayoritas orang tua saat ini terpengaruh dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia, salah satunya adalah tontonan. Anak sering dibandingkan dengan dengan anak lain, ini bisa saja menjadi tekanan orang tua terhadap anaknya, sehingga sangat berpengaruh dengan psikologis anak, dimana anak merasa dirinya tidak berguna dan cenderung lebih pendiam dan menyendiri dimasa yang akan datang
Namun, disamping itu pelestarian hubungan dengan pola atasan bawahan dapat dijadikan alternatif dalam hubungan antara orang tua dan anak. Biasanya pihak orang tua yang menggariskan keputusan-keputusan tentang perilaku anaknya. Perilaku orang tua dalam hubungan seperti di atas, ia senantiasa berada dalam posisi sebagai arsitek. Mereka dengan teliti memutuskan bagaimana seharusnya tiap anak berbuat. Mereka memberikan hadiah atau hukuman agar perintahnya ditaati. Melalui pemberian hadiah orang tua akan mengkomunikasikan suatu pesan yang jelas kepada anaknya. Sedangkan pemberian hukuman menunjukkan ketiadaan sikap menghargai anak.
Kebiasaan ini mengakibatkan, tugas dan kewajiban orang tua menjadi tidak sulit. Para orang tua tinggal menentukan apa yang mereka ingin yang harus dikerjakan atau yang tidak boleh dilakukan anak. Ancaman hukuman diterapkan untuk melarang atau janji hadiah untuk mendorong agar anak mematuhi. Pendekatan seperti ini terbukti sangat berhasil. Sebagian orang tua melaporkan bahwa anak –anak mereka bersikap kooperatif. Hal ini menjadikan acuan kenyataan yang menunjukkan bahwa anak mereka persis seperti apa yang diinginkan oleh orang tuanya
Tapi, sejauh ini respon-respon dari anak-anak yang orang tuanya bersikap otoriter lebih instens dibandingkan dengan respon-respon dari anak yang orang tuanya tidak otoriter. Karena rasa frustasi dari konsep dirinya yang sangat berkembang, bingung dan umumnya berorientasi negative ditambahkan kepada tingkat dorongan yang biasa.
Jika kebutuhan dan harapan-harapan remaja semuanya dibatasi dan ditekan, akibatnya akan tumbuh rasa kebencian dan kemarahan yang dapat merugikan orang lain yang berada dilingkungannya. Sikap menarik diri dengan pergaulan dengan teman sebaya, kurang percaya diri, sehingga jika dilihat sepintas sepertinya remaja tersebut sebagai remaja pemalu.
Anak akan tertekan dengan situasi tersebut. Maka ia akan selalu marah pada orang tua, atau bahkan marah pada dirinya sendiri yang selalu dibawah tekanan orang tua. Akibatnya, anak tersebut; merasa terpojokkan, sering membantah jauh dari orang tua, bahkan bisa depresi (Stres berat). Adapaun pengaruh akibat tekanan orang tua terhadap anak yang lebih terperinci sebagai berikut :

-          Membantah 
         Disini, seorang anak memiliki alasan mengapa ia tidak                 membantu orangtuanya, ia akan bertanggung jawab dengan membantu orangtuanya nanti ketika moodnya telah tertata. Namun karena orangtuanya telah menghakiminya terlebih dahulu, biasanya seorang anak justru akan malas. Ia merasa ditindas, karena tidak mungkin ia balik membentak orangtuanya, maka yang ia lakukan hanya membantah.

-          Jauh dari Orang Tua 
      Lebih dekat dengan orang lain. Setiap orang akan
lebih suka duduk diantara orang-orang yang bisa menghargai mereka, bukan duduk disamping orang yang selalu menghakiminya. Karena seorang anak merasa tertekan, maka mereka lebih memilih akrab dengan oranglain dibanding orangtuanya sendiri. Dan sesungguhnya anak ini akan mudah menangis ketika ia ingat bahwa mereka lebih dekat dengan oranglain dibanding orangtuanya, apalagi ketika ia melihat seorang temannya sangat akrab dengan sanak saudaranya ,ia akan menangis. 

-          Depresi 
      Saat tekanan orangtua makin parah, bisa aja seorang anak
merasa despresi, dan biasanya anak yang merasa depresi ini adalah anak yang tidak berani membela dirinya,padahal ia sangat membutuhkan pembelaan diri. Ia seolah-olah tunduk padahal pikirannya sudah acak-acakan untuk memikirkan bagaimana cara membela dirinya. Seorang anak yang mengalami depresi butuh tuntunan dari oranglain.

Seorang anak memiliki hak untuk dilindungi, tapi bukan berarti seorang orangtua bisa menghakimi atau menyudutkan seorang anak di titik kesalahan.
Seorang anak memiliki hak untuk bebas namun bertanggung jawab. Ya semua anak perlu kebebasan, mereka masih menjadi seorang remaja dimana ia selalu ingin mencoba hal-hal baru. Bisa dibilang, semakin dikekang seorang anak, maka ia akan semakin membantah. Orangtua hanya dianjurkan mengajarkan tanggung jawab pada anaknya, lalu berilah mereka kebebasan.

1.      Dampak tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak dalam pergaulan:
a.       Dampak positif
·         Mengantisipasi terjadinya pergaulan bebas.
·         Mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja.
·         Anak akan lebih bersifat sopan dan santun karena tidak ingin dipandang buruk oleh teman disekitarnya.
·         Memudahkan orang tua untuk mengontrol pergaulan anaknya
b.      Dampak negative
·         Merasa asing dikalangan masyarakat.
·         Kurangnya pengalaman yang mereka dapatkan karena terbatasanya waktu yang diberikan dalam bersosialisasi atau berinteraksi dengan lingkungannya.
·         Kurangnya kepercayaan diri, ketika sewaktu-waktu dituntut untuk aktif disuatu kegiatan kemasyarakatan
·         Mudah tersinggung dengan perkataan orang lain disekitarnya
·         Kadang menarik diri dari pertemanan
·         Menjadi pribadi yang tertutup
·         Sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru
·         Anak bisa saja terjerumus ke kenakalan remaja, karena tidak mengetahui antara teman yang berkpribadian baik dan buruk, karena kurang bersosialisasi
·         Ketika mereka telah terlepas dari tekanan orang tua, maka mereka akan mencoba hal yang baru, yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, tanpa mengetahui baik atau buruknya.

2.      Dampak tekanan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak dalam pendidikan:
a.       Dampak positif
·         Anak akan cenderung lebih giat belajar
·         Anak akan termotivasi untuk berperilaku baik
·         Anak akan cenderung selalu berusaha untuk mengukir prestasi, agar membanggakan orang tua

b.      Dampak negatif
·         Anak bisa saja melakukan hal yang negative seperti membohingi orang tuanya.
·         Anak dapat saja merasakan frustasi akibat penekanan untuk selalu meluangkan lebih banyak waktunya untuk belajar.
·         Anak cenderung memiliki mental yang lemah di lingkungan sekolah.
·         Prestasi disekolah akan menurun, ketika anak tersebut sudah berulangkali mencoba untuk bisa berprestasi, namun kemampuannya terbatas
·         Anak akan merasa tidak berguna dibanding teman-teman di sekolahnya yang menurut mereka lebih diberi keleluasaan tanpa harus ditekan
·         Anak cenderung berkepribadian yang buruk, ketika orangtua melarang mereka untuk aktif di kegiatan ekstrakurikuler, padahal seperti yang diketahui, kegiatan ekstarkurikuler bisa membentuk kepribadian yang unggul dari seorang siswa
·         Akan memiliki rasa tidak mampu dalam mengerjakan segala sesuatu atau dikatakan sebagai remaja yang tidak percaya dengan kemampuan sendiri.
·         Mempunyai sikap tidak bertanggung jawab karena mereka merekaa selama ini hanya memenuhi keinginan dari orang tua mereka
·         Adanya sikap tidak mempercayai orang lain diakibatkan karena mereka merasa semua orang juga akan bersikap memaksakan kehendak seperti halnya orang tua mereka


BAB III
SIMPULAN


A.    Kesimpulan

Semua orangtua tentu ingin melihat anaknya berkepribadian positif, orangtua menekan anaknya dengan cara mereka sendiri , tekanan itu di berikan sebagai bentuk kasih sayang mereka, tetapi banyak siswa SMAN 1 Maniangpajo lebih dapat dampak negative dari penekanan orangtua dari pada yang dapat dampak positif. Jika anak ttersebut terlalu tertekan akan tindakan orang tuanya , anak tersebut dapat melakukan kenakalan remaja dan akan membentuk pribadi anak tersebut menjadi pribadi yang negative .



DAFTAR PUSTAKA



BIODATA PENULIS

KELOMPOK IPS 4 (AIRLANGGA)

1.      Nama                          : Annisa Eka Handayani
Sekolah                      : SMAN 1 Maniangpajo
Tempat Tgl Lahir      : Lancirang, 13 Juni 1997
Facebook                   : Annisa Eka Handayani Part II
2.      Nama                          : Nur Amanda Sari
Sekolah                      : SMAN 1 Sengkang
Tempat Tgl Lahir      : Tosora, 26 Juni 1996
Facebook                   : Manda Sari
3.      Nama                          : Khaerunnisaa Ashadi
Sekolah                      : SMAN 1 Maniangpajo
Tempat Tgl Lahir      : Anabanua, 16 Juni 1997
Facebook                   : Khaerunnisaa Ashadi
4.      Nama                          : Abdul Rahmat
Sekolah                      : SMAN 2 Sengkang
Tempat Tgl Lahir      : Sengkang, 20 Januari 1997
Facebook                   : Abr Abdulrahmat
5.      Nama                          : Ana Batari Dewi
Sekolah                      : SMK Mitra Utama Suli
Tempat Tgl Lahir      : Keppe, 27 November 1997
Facebook                   : Batari dewi